Jadi bukan mereka berbicara tanpa berbuat sesuatu begitu saja. Kita harus ingat! bahwa  satu kali merasa kehilangan kepercayaan dari seseorang berarti hilanglah keseluruhan kepercayaan itu semuanya. Jadi, untuk mengembalikan kepercayaan ini kembali memang sangat membutuhkan waktu luang yang panjang bukan hanya sebentar.
Kedua, jika berbicara dan punya keinginan untuk merebut hati warga masyarakat, Pegunungan Arfak ini, kita harus memahami dengan benar -- benar strata sosial warga setempat dengan baik. Sebab mereka memiliki strata sosial yang masih keaslian. Karena di sana mereka punya kepala suku  masing -masing di empat sub suku  yang mendiami wilayah Pegunungan Arfak tersebut yaitu Sub Suku Hatam, Mouley, Meyah dan Sougb dengan pemimpin adat yang sama pula.
Mereka ini ada kelasnya tiga yakni, orang yang tidak tahu apa -- apa. Orang yang setenggah tahu serta orang lebih tahu kelas ketiga ini yang biasanya di percayakan sebagai orang hakim ataupun adat untuk penyelesaian atau berdamai dengan masalahnya. Karena mereka  itu diangap orang Adat itu harus kaya dan  mempunyai harta  benda yang mumpuni maupun banyak, dan juga harus 'ringan tangan', supaya apa pun yang dimilikinya.
Harus rendah hati untuk  serahkan kepada kedua belah pihak yaitu pihak korban dan pihak pelaku, (hakim), tujuannya adalah sehingga penanganan atau seperti itu agar cepat dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi di tenggah -- tenggah warga masyarakat dengan penuh damai dalam persaudaraan sebagai keluarga besar, empat sub suku besar Arfak yang mendiami wilayah tersebut.(*)
Penulis : Yosak Saroi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H