Mohon tunggu...
Tony Hidayat
Tony Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Researcher

My name is Tony Hidayat, from Jakarta, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Problematika Pembiayaan Bagi Hasil

31 Desember 2009   15:26 Diperbarui: 4 April 2017   18:06 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Rendahnya pemahaman pada pembiayaan bagi hasil juga membuat bankir syariah lebih dominan melihat sisi risiko daripada economic benefit. Pembiayaan bagi hasil memang berbasis natural uncertainty contract. Sehingga masing-masing pihak tidak mempunyai kepastian berapa return yang akan diperoleh. Bank syariah bisa mendapat bagi hasil atau tidak mendapat sama sekali. Tergantung dari pendapatan debitor. Adanya ketidakpastian hasil yang diperoleh tersebut membuat bankir syariah terlalu ekstra prudent sehingga menciutkan nyali untuk melempar pembiayaan bagi hasil.

Solusi

Solusi dari kemandegan ini tentu memberikan pelatihan pembiayaan bagi hasil yang super intensif terhadap bankir syariah. Susahnya, paradigma konvensional yang masih melekat pada bankir syariah bisa meruntuhkan misi akselerasi pembiayaan bagi hasil. Nah, yang ini tergantung bagaimana Bank syariah bisa meramu bankirnya. Sehingga yang harus disalahkan jika bankir syariah kurang menguasai pembiayaan bagi hasil bukan si bankir tapi bank syariah tempat si bankir syariah bekerja.

Oleh karena itu bank syariah harus membuat suatu desain strategi—terutama dalam “mendidik” bankirnya—yang akan meningkatkan porsi pembiayaan bagi hasil secara bertahap. Memang, dominannya pembiayaan non bagi hasil bukan sesuatu hal yang salah tapi bukankah lebih baik jika porsi pembiayaan bagi hasil mendominasi pangsa pembiayaan bank syariah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun