Mohon tunggu...
Tony Hidayat
Tony Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Researcher

My name is Tony Hidayat, from Jakarta, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Pemerintah Bagi Perbankan Syariah

31 Desember 2009   00:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:42 2624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tapi apakah konversi Bank BUMN menjadi bank syariah merupakan sebuah solusi? Menurut Adiwarman Karim, mengkonversi salah satu bank BUMN menjadi bank syariah dinilai terlalu memaksakan dan tidak efisien. Karena memerlukan proses yang tidak mudah dan waktu yang lebih lama dibanding membuat bank syariah baru. Misalnya saja, nasabah suatu bank BUMN setelah dikonversi, nantinya menjadi bank syariah tidak otomatis menjadi nasabah bank syariah. Harus dikonversi akad per akadnya (inilah.com, 3/6/2009).

Ryan Kiryanto juga pernah mengutarakan pendapat yang sama bahwa konversi bank BUMN menjadi bank syariah tidak mudah. Alasannya Pertama, karena karakter yang kuat bank BUMN sebagai bank konvensional. Dibutuhkan waktu yang cukup untuk mengubah karakter dari bank konvensional menjadi bank syariah. Kedua, karena berpotensi menimbulkan resistensi dari stakeholders bank BUMN. Ketiga, karena diperlukan persetujuan pemegang saham melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) bagi bank-bank BUMN berstatus bank publik (Suara Merdeka, 15/3/2005).

Berhubung bank-bank BUMN sudah banyak yang mempunyai Unit Usaha Syariah (UUS) atau mendirikan Bank Umum Syariah (BUS) sebagai anak perusahaan, maka menurut hemat penulis, prioritas utama sebaiknya bank-bank BUMN tersebut memperbesar UUS dan BUS-nya. Karena yang namanya konversi harus berjalan secara natural dengan pertimbangan bisnis.

Agar peran Pemerintah bisa optimal maka diperlukan juga sinergi antar instansi Pemerintah dan stakeholder perbankan syariah—seperti Bank Indonesia— untuk bergotong royong mengembangkan industri perbankan syariah Indonesia.

Beberapa waktu lalu, dalam hingar bingar kampanye pilpres, dukungan terhadap ekonomi syariah juga menjadi tema kampanye beberapa capres dan cawapres. Termasuk pasangan pemenang pilpres, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Semoga ditangan duet ini, Pemerintah baru nanti akan lebih berperan mengembangkan ekonomi syariah seperti janji-janji mereka dahulu ketika berkampanye.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun