Sebuah cerita jadi menarik ketika Si Penutur Cerita berhasil menyajikan ceritanya dengan kedalaman, dengan penghayatan, dengan orisinalitas yang tidak dapat kita temui di tempat lain.
Yang model gini ini sulit dilakukan, kalo ceritanya karang-karangan. Walaupun bukan berarti mustahil.
Tapi kalau seseorang bercerita berdasarkan pengalaman pribadinya, kedalaman serta penghayatannya ketika bercerita terasa.
Jujurnya terasa.
Beda dengan hasil karangan.
3. Semua Storytelling yang Berhasil itu TIDAK TAKUT-TAKUT Bicara Tentang Sesuatu yang Dijualnya Itu.
Kenapa?
Karena di mindset Si Penulisnya, IA SEDANG BERCERITA.
Bukan sedang jualan.
Coba aja jajal ketika kita sedang sharing sebuah Restoran yang baru pertama kali kita kunjungi dan ternyata makanannya enak banget, kepada istri, anak atau teman-teman dekat kita.
Karena kita tidak merasa ada ikatan apa-apa dengan Restoran itu dengan nyantai kita akan sebut Nama Restoran, Alamatnya, Menunya, dan Bagaimana Sampe ke Sana, bahkan bagaimana kenikmatan makanan yang Anda coba di sana bisa Anda ceritakan dengan detil.