Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"A Wrinkle in Time", Film Fantasi Anak, Sarat Pesan Cinta

16 Maret 2018   19:37 Diperbarui: 16 Maret 2018   19:47 1900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cobalah ingat kembali bagaimana Alice Kingsleigh memulai petualangannya di Wonderland. Ya, tanpa sengaja, ia menemukan seekor kelinci dengan rompi biru yang kemudian menariknya masuk ke sebuah lubang.

Sekarang coba bayangkan kisah pertama perjalanan Harry Potter saat bertemu dengan pria bertubuh besar dan berkostum aneh, Hagrid. Dan lihat bagaimana protagonis kita dipaksa "menabrak" tembok peron stasiun kereta untuk masuk ke dunia para juru sihir.

Kedua film fantasi itu punya kesamaan. Pertama, kedatangan tamu asing sekaligus aneh di dunia nyata. Kedua, tokoh utama kita diajak melewati sebuah medium yang mengantarkannya ke alam lain.

Ketiga, petualangan dan perjumpaan kita dengan aneka rupa wujud aneh di dunia yang tidak kita kenal. Keempat, ada musuh yang dihadapi sang protagonis.

A Wrinkle in Time, film anyar garapan Disney ber-genre fantasi, rupanya tidak melupakan empat "standar" itu. Tapi film yang diadaptasi dari novel anak berjudul sama karangan Madeleine L'Engle Camp yang terbit pada 1962 ini punya sesuatu yang khas.

Produk sinematik arahan Ava DuVernay ini punya pesan cinta yang kuat dan sangat cocok ditonton anak-anak. Nuansa kehangatan keluarga sangat kental tersaji dalam film ini. Kita benar-benar diajak untuk menikmati rasa haru yang terasa, terutama, di awal dan akhir cerita.

Kali ini kita akan berkenalan dengan siswa kelas menengah bernama Meg (Storm Reid) yang tengah menata kembali alur hidupnya. Sebelum kehilangan seorang ayah, Meg dikenal sebagai siswa berprestasi dan berteman baik dengan sebayanya.

Tetapi menerima fakta bahwa ayahnya, Alex Murry (Chris Pine), telah hilang secara misterius adalah beban yang berat bagi Meg.

Belum lagi ia harus berhadapan dengan rumor tentang ayahnya yang kabur karena urusan keluarga. Meg benar-benar diliputi pilu yang mengundang rasa frustrasi.

Perasaan yang kemudian membuatnya miskin prestasi dan hidup soliter, jauh dari pertemanan dengan sebayanya. Ditambah lagi, ia harus berurusan dengan disiplin sekolah lantaran menyorongkan bola basket ke arah temannya yang "usil". Jadilan ia kian terpuruk.

Hiburan satu-satunya hanya ocehan adik angkatnya, Charles Wallace (Deric McCabe), yang terdengar cerdas dan menyiratkan hidup yang penuh motivasi. Ibunya, Kate (Gugu Mbatha-Raw), seperti terlihat masih dirundung sedih atas kehilangan suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun