Disadari atau tidak, perusahaan bisnis bioskop multipleks di Indonesia punya andil dalam peringatan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret kemarin.
Setidaknya, entah kebetulan atau memang dipersiapkan, pengelola bioskop di Indonesia, sejak awal tahun hingga sebelum 8 Maret 2018, menayangkan tujuh film dengan protagonis perempuan yang tangguh.
Perusahaan pemutar film itu seperti tersadar bahwa ada keberpihakan yang kurang terhadap perempuan dalam industri film yang sering kita saksikan produk sinematiknya dan selalu punya asosiasi dengan Hollywood.
Bahkan kabar tak sedap sempat mencuat dari industri film terbesar di dunia itu pada pengujung tahun lalu. Seorang perempuan, pada Oktober 2017, mengaku diperkosa oleh sutradara beken, pengarah film Rush Hour dan serial televisi Prison Break, Brett Ratner.
Kabar skandal itu semakin kencang menerpa Ratner setelah tujuh orang aktris, pada November lalu, menuduhnya telah melakukan pelecehan seksual atas mereka.
Salah seorang yang menyuarakan tuduhan tersebut adalah Olivia Munn, pemeran Psylocke di X-Men: Apocalypse (2016). (baca: Olivia Munn)
Sontak sebuah kampanye untuk menyuarakan keprihatinan yang sama bergemuruh di media sosial. Satu yang paling menjadi perhatian banyak pengguna media sosial adalah gerakan #MeToo.
Bahkan gerakan media sosial ini bergema hingga ke hampir seluruh pelosok dunia. Isunya pun beragam, tidak hanya soal pelecehan seksual, baik di industri perfilman maupun non-perfilman, tetapi juga soal perbedaan penerimaan hak kerja yang diperoleh pemeran perempuan dan laki-laki.
Komedian Jimmy Kimmel menyuarakan hal itu dalam penggalan monolognya di pembukaan ajang Academy Awards atau Oscar ke-90 awal Maret lalu. Ia menyinggung jatah pembayaran yang tidak fair milik Mark Wahlberg dan Michelle Williams dalam film All The Money in The World (2017).
Tersiar kabar, pemeran tokoh Gail Harris ini mendapatkan bayaran yang lebih rendah daripada pemeran tokoh Fletcher Chase saat pengambilan ulang gambar. Bahkan untuk pembuatan film All The Money in The World, seperti diberitakan voanews, Wahlberg memperoleh US$ 5 juta sementara Williams hanya US$ 650 ribu.
Praktik perlakuan tidak setara antara pekerja seni perempuan dan laki-laki serta keprihatinan atas aneka kasus pelecehan seksual terhadap perempuan inilah yang barangkali menggerakkan keputusan pengelola bioskop di Indonesia menayangkan tujuh protagonis perempuan sebelum 8 Maret.
Laiknya sebuah persembahan kepada kerja-kerja perempuan di dunia, pengelola bioskop itu menyuguhkan tujuh film yang mencitrakan perempuan sebagai sosok tangguh dan hebat. Meskipun di antara film tersebut, mungkin masih terselip kontroversi ihwal bagaimana sosok perempuan seharusnya mendapatkan kesan.
Insidious: The Last Key (tayang di Indonesia 10 Januari 2018)
Seorang cenayang tua dengan misteri hidup yang menyertainya, Elise Rainier (Lin Shaye), seperti menjadi bintang dalam proyek film Insidious. Setelah hanya mendapatkan peran minor pada dua film pertama Insidious, andilnya kian terlihat pada Insidious 3 (2015) dan Insidious: The Last Key (2018).
Aksinya mengusir roh jahat sembari menyelamatkan mereka yang kesasar di the further, sebutan alam gaib di film ini, patut mendapatkan tanggapan positif. Ia berhasil mengampu citra yang melekat pada dirinya sebagai penolong, bahkan kunci penyelamat terakhir bagi korban roh jahat.
All The Money in The World (17 Januari 2018)
Gail Harris (Michelle Williams) tentu merupakan potret yang tepat untuk sosok ibu yang sangat tangguh.
Selain ia harus menerima fakta bahwa anaknya Paul (Charlie Plummer) diculik, ia juga harus menghadapi tantangan lain: bersitegang dengan ayah mertuanya J Paul Getty (Christopher Plummer) yang enggan mengeluarkan uang sepeserpun, bahkan untuk menyelamatkan cucunya sekalipun.
Dalam kondisi itu, Gail tidak cengeng kendatipun rasa pilu karena anaknya diculik berputar-putar di dadanya. Ia digambarkan terus berusaha, termasuk meyakinkan ayah mertuanya agar mau membantu memberikan uang tebusan untuk pembebasan anaknya.
Padmavat (25 Januari 2018)
Sebagai tokoh fiktif dalam epos penyair sufi Malik Muhammad Jayasi, sosok putri cantik Padmavati, dikemas ulang dan berubah nama menjadi Padmavat dalam film berjudul sama garapan Sanjay Leela Bhansali.
Kendatipun menuai protes berbagai pihak yang menilai film ini keluar dari jejak sejarah yang sebenarnya, tokoh Padmavat (Deepika Padukone), tidak hanya berparas cantik melainkan juga cerdas dan pandai berburu.
Ia pun digambarkan sebagai perempuan yang sangat menjaga kehormatan hingga ia berani mengambil keputusan melakukan bakar diri (jauhar) sesaat setelah ia akan berstatus sebagai "rampasan" perang.
Siapa sangka seorang sosialita dan perempuan yang tidak pernah bersentuhan dengan media tetiba harus mengelola koran The Washington Post. Tidak hanya itu, tanggung jawab yang diembannya ia terima di tengah penyelamatan ekonomi perusahaan dan merebaknya isu Pentagon Papers yang melibatkan teman dekatnya.
Jadilah perkembangan karakter yang terlihat alamiah terjadi pada diri Katharine (Kay) Graham (Meryl Streep). Dialah penerbit-surat-kabar berjeniskelamin perempuan pertama. Ia juga yang akhirnya mengubah persepsi para lelaki di sekitarnya bahwa perempuan mampu mengerjakan tugas yang biasa diemban laki-laki.
Molly's Game (21 Februari 2018)
Diangkat dari kisah nyata, seorang mantan atlet ski, Molly Bloom (Jessica Chastain), harus berurusan dengan judi poker dan menjadi ratu dalam permainan itu. Sebuah pencapaian yang sontak menjadi perhatian para lelaki yang menatap keberhasilannya dengan mata terbelalak.
Kendatipun ia terlibat dalam laku kejahatan, tetapi pembawaannya yang cerdas, terlihat dari aneka dialognya yang cepat dan tepat, dan ketangguhannya dalam menjalani hidup patut mendapatkan apresiasi.
Red Sparrow (28 Februari 2018)
Jangan coba bermain api pada perempuan, apalagi kepada Dominika Egorova (Jennifer Lawrence). Ia mampu mengorek informasi sebanyak-banyaknya lewat pesona tubuhnya dan kemampuan membaca pikiran orang.
Tidak main-main, ia mendapatkan informasi berharga dari para mata-mata, baik Rusia maupun Amerika. Informasi yang mengantarkannya pada "kemenangan" atas kesemena-menaan laku laki-laki.
Agak kurang pas rasanya menghadirkan Tomb Raider tepat satu hari menjelang Hari Perempuan Internasional. Meskipun Lara Croft (Alicia Vikander) menjadi protagonis di film tersebut, tetapi pemeran perempuan lain, selain dirinya, sangat sedikit.
Meskipun kita tahu ada nama Ana Miller (Kristin Scott Thomas) tetapi kita kemudian kesulitan untuk menyebut nama tokoh perempuan lain. Apalagi terlihat jelas di Pulau Yamatai, lokasi perburuan makam kuno, seperti hanya ada satu pemeran perempuan di sana: ya Lara Croft sendiri.
Tapi aksi Lara Croft yang cekatan dan tangguh serta penyayang relatif cukup menggambarkan citra positif perempuan dalam bingkai film.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H