Gun-woo dikisahkan sebagai seorang pengantar barang yang juga mendapatkan label sebagai "warga teladan" atas aksi heroiknya menggagalkan percobaan perampokan yang dialami seorang penyanyi K-Pop.
Di beberapa lokasi, keberadaan Gun-woo menjadi pusat perhatian bagi para penerima barang. Tidak sedikit yang mengajaknya ber-swafoto lantaran ia bukan semata pengantar barang, melainkan juga seorang warga teladan.
Namun pertemuannya dengan seorang teman lama, Moo-yeol (Yoon Kye-sang), mengubah citra positif itu.
Lewat dua peristiwa ledakan yang menewaskan Moo-yeol dan, ini yang paling mengerikan, seorang kandidat presiden yang dicintai rakyatnya, Gun-woo mendadak dapat predikat buronan kelas satu.
Gun-woo dinilai sebagai tersangka utama peristiwa yang merenggut nyawa salah satu tokoh bangsa itu. Bagaimana ini bisa terjadi?
Rupanya sebuah kamera pengawas berhasil merekam sosok Gun-woo yang tengah melakukan percakapan ihwal rencana peledakan di telepon umum.
Sidik jarinya juga diperoleh. Beberapa saksi mata bahkan mengafirmasi aneka petunjuk itu. Tentu saja, sebagian media massa kemudian menggemakan keterkaitan Gun-woo dengan pembunuhan tokoh kenamaan negeri itu.
Akibatnya, isu berita kematian calon presiden bersaing ketat dengan isu berita pengkhianatan Gun-woo atas nilai-nilai kebaikan yang selama ini ia tunjukkan. Isu kedua tampak lebih menarik bagi masyarakat.
Atas berita tersebut, ada sindikat pelaku permufakatan jahat yang ternyata diuntungkan. Seorang petinggi kepolisian terlibat.
Bahkan ada adegan yang memotret peran penguasa dalam proyek konspirasi pembunuhan atas seorang kandidat presiden yang dicintai rakyatnya itu. Pada posisi ini, resmi sudah label penguasa sebagai produsen hoaks.
Misi sindikat itu akan selesai setelah Gun-woo dinyatakan tewas atau mengaku bersalah. Namun Gun-woo gesit. Ia terus berlari dari kejaran anggota gugus tugas kepolisian yang berada di pihak sindikat.