Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Death Wish" dan Propaganda Pengendalian Kepemilikan Senjata Api

7 Maret 2018   16:19 Diperbarui: 7 Maret 2018   20:04 1903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi rupanya, rasa penasaran itu kian menguat setelah duo detektif yang mengurus kasus pembunuhan Lucy tak kunjung mendapatkan kemajuan penyelidikan yang berarti. Rasa penasaran itu kini bersalin rupa menjadi dendam.

Orang baik bersenjata pistol memang akhirnya harus menghentikan sendiri aksi pelaku kejahatan. Jadilah Kersey, sang penyelamat korban kena tembak di rumah sakit, kini seorang malaikat pencabut nyawa (grim reaper).

Iya membunuhi para penjahat yang berkeliaran di jalan dan menebar teror bagi warga tak berdosa. Aksinya itu dipandang heroik bagi sebagian kalangan. Tapi sebagian lagi menilai laku Kersey sebagai tindakan main hakim sendiri.

Perselisihan pendapat ini dipotret begitu kekinian oleh sutradara Eli Roth lewat serangkaian adegan diskusi dan debat publik, voting, hingga komentar yang melekat dalam video youtube hasil rekaman warga yang menyaksikan aksi Kersey. Semuanya membahas peristiwa terkini mengenai aksi Kersey.

Namun Eli Roth tahu filmnya ini akan menuai kecaman mereka yang pro pada pengetatan kepemilikan senjata api. Oleh karenanya, ia selipkan beberapa fragmen tayangan betapa berbahayanya aksi Kersey bila ditonton anak kecil.

Ya, ada adegan saat dua anak kecil tengah memperagakan laku Kersey saat beraksi: menodongkan pistol dengan tangan kiri, membidik, dan boom!!! Aksi yang dinilai berbahaya oleh duo detektif pencari fakta pembunuhan istri Kersey.

Dan akhirnya, kita pun tahu siapa pemenang dari pencarian pelaku pembunuhan istri Kersey ini. Sebab film ini juga pernah tayang pada 1974 dengan sutradara kala itu Michael Winner dan Wendell Mayes sebagai penulis skenario.

Tapi yang menarik dalam film ini adalah isu propaganda yang coba disuarakan oleh Eli Roth untuk mendukung kelonggaran kepemilikan senjata api bagi warga sipil. Aroma propaganda itu begitu kental terhidu ketika kepolisian dipotret seperti kesulitan mengungkap aksi para pelaku kejahatan.

Di tengah peningkatan aksi kriminalitas di Chicago, anggota kepolisian, termasuk duo detektif yang berurusan dengan Kersey, ditampilkan kerepotan dengan banyaknya aksi kejahatan. Sehingga keberadaan vigilante jadi tak terelakkan dan tindakan main hakim sendiri jadi pembenar untuk kondisi itu.

Berat memang memperketat kepemilikan senjata api bagi warga sipil kala industrinya sudah kadung menjamur di sana.

-----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun