Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Molly's Game", Ratu Poker dan Hasrat Perlawanan atas Dominasi Lelaki

26 Februari 2018   18:09 Diperbarui: 26 Februari 2018   21:31 3496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersiap-siaplah menyimak parade kata-kata dari Molly Bloom (Jessica Chastain) tentang keruntuhan dan kejayaan penggalan hidupnya serta aneka lakunya, yang secara implisit, menunjukkan hasrat untuk melawan kuasa para pria. 

Lewat film Molly's Game, yang diadaptasi dari sebuah memoar yang ditulis sendiri oleh Molly, kita sama sekali tidak akan dimanjakan dengan adegan penuh aksi, misteri atau bahkan teka-teki.

Tetapi kita akan diajak seperti mendengarkan cerita tentang cuplikan perjalanan hidup Molly yang dibacakan sendiri olehnya secara lajak, namun tetap bernas. Cerita yang tentu tidak biasa dan datar-datar saja, melainkan lebih mirip seperti laju jet-coaster.

Cerita yang seolah bertindak sebagai rangkuman buku memoar setebal 272 halaman yang telah diubah menjadi aneka dialog apik yang ditulis oleh penulis naskah film The Social Network (2010) dan Steve Jobs (2015), Aaron Sorkin. 

Atas fakta itu, wajar kiranya jika Sorkin, yang kini juga duduk di kursi sutradara, menggunakan jasa narator agar cerita bisa tersampaikan secara utuh. Dengan begitu, resmi sudah Molly's Game menyandang status sebagai film talky.

Molly's Game. Dokumentasi pribadi
Molly's Game. Dokumentasi pribadi
Tapi Sorkin tidak sedang obral kata-kata. Narasi ciptaannya punya tujuan dan bobot pengetahuan. Simak saja rentetan kalimat yang meluncur deras di awal cerita tentang usaha Molly Bloom menjadi atlet ski profesional yang akan berlaga di Olimpiade.

Narator menjelaskan upaya itu dengan sangat apik, mulai dari teknik meluncur hingga kesalahan fatal yang mungkin dilakukan atlet ski saat menunjukkan aksinya setelah melompat dan melayang di udara.

Narasi yang juga menjelaskan alasan Molly menghentikan karier ke-atlet-annya dan berpisah dengan pelatih, yang juga ayahnya sendiri Larry Bloom (Kevin Costner), yang keras dan "menyiksa" Molly tanpa henti agar terus berlatih.

Setelah peristiwa malang di ajang kualifikasi Olimpiade Musim Dingin 2002 itu, Molly memutuskan hijrah ke Los Angeles sekaligus menunda kuliah hukumnya. Kini ia seorang pelayan bar dan penjual minuman bagi tetamunya.

Kelihaiannya dalam berkata-kata dan menawarkan botol minuman kepada para pelanggannya rupanya mendapat perhatian dari Dean Keith (Jeremy Strong), pengunjung setia bar. Dean menawarkan pekerjaan tambahan sebagai sekretaris di kantornya.

Dari sinilah perkenalan Molly dengan dunia poker bermula. Dean meminta Molly menghubungi sejumlah orang kaya untuk berkumpul di sebuah bar dan bermain poker dengan uang taruhan hingga puluhan ribu dolar.

Diam-diam, Molly rupanya mempelajari setiap istilah pada permainan poker dan berkat kecantikan dan kecerdasannya, tentu saja, ia juga mendapatkan perhatian dari para pemain poker termasuk Player X (Michael Cera).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun