Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hal Ihwal Mengenai Keterasingan dalam "Pingkan Melipat Jarak"

30 Januari 2018   12:27 Diperbarui: 30 Januari 2018   12:44 3456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan begitu, Pingkan Melipat Jarak, tidak semata mengisahkan gejolak batin Katsuo dan Sarwono tentang perasaan cintanya kepada Pingkan, melainkan juga bercerita tentang persoalan metafisika, budaya, dan konsep "liyan" atau mana yang masuk ke dalam pusat dan mana yang bagian dari pinggiran, soal inti dan luaran, soal keterasingan.

Semua terasa asing kalau kau berada di tempat asing (hal. 3)

Dalam kondisi itu, Pingkan harus melipat jarak. Entah mendekat kepada pusat atau pinggiran. Apakah mendekat kepada inti masalah yakni Sarwono atau mendekat ke pinggiran yakni Katsuo atau orang lain yang kemudian muncul di novel ketiga. Pingkan sadar waktu terus berjalan meski ia tidak tahu hingga berapa lama lagi ia harus menunggu, menanti Sarwono atau Katsuo atau orang lain?

Kini yang ia perlukan adalah waktu jeda yang selama ini luput dari pertimbangannya.

Selalu ada saat ketika kita tidak sempat bertanya kepada sepasang kaki sendiri kenapa tidak mau berhenti sejak mengawali pengembaraan agar kita bisa memandang sekeliling ... (hal. 106)

Tapi sebagai pengujung cerita novel kedua sekaligus pengantar untuk novel ketiga, pernyataan Pingkan yang kini sedang asyik melipat banyak bangau kertas mengundang kita untuk mengira-duga. 

Aku tidak mau menjadi Sadako Sasaki

Apakah dengan begitu, ia tidak mau melepas hidup seperti mendiang Sadako Sasaki yang menjelang kematiannya melipat hampir 1.000 bangau kertas berharap dewa akan mengabulkan permintaannya? Apakah dengan begitu Pingkan enggan mati karena cintanya kepada Sarwono? Atau justru itu penegasan akan perjuangan yang tak kenal henti untuk terus mengharapkan kesembuhan Sarwono?

Semoga tidak ada lagi keterasingan dalam novel ketiga nanti. Semoga muncul sebuah kejutan lain seperti kejutan saat hujan turun di bulan juni.

-----

Pingkan Melipat Jarak (Novel Kedua dari Trilogi Hujan Bulan Juni)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun