Untuk kisah cinta antara Laut dan Anjani atau Asmara dan Alex, penulis seolah berhemat dalam mengeksplorasi cerita ini. Kedua pasangan itu seolah terlibat cinta dari peristiwa yang terjadi seketika. Laut yang tetiba berciuman dengan Anjani di tepi pantai yang kemudian berlanjut menjadi cerita cinta dan Asmara, yang dikenal logis, yang langsung kepincut dengan Alex karena, salah satunya, memiliki suara merdu.
Laut Bercerita sangat rapi dalam penyajian kata dan kalimat. Setidaknya, hanya ada beberapa kesalahan ketik dan itu pun bisa dihitung dengan jari. Seperti kesalahan ketik Winastra (hal. 46), muntab (278) dan kamu (296) yang seharusnya tertulis Winatra, muntah, dan kami.
Tapi di luar kekeliruan itu, Leila S Chudori benar-benar mengajarkan kita berbahasa dengan perhatian pada cara memilih kata yang tepat. Satu yang laik jadi contoh adalah saat ia membedakan gelap dengan kelam. Gelap, baginya, masih ada terang yang menyala meski hanya secercah. Sementara kelam itu gelap sepekat-pekatnya.
Jangan takut kepada gelap. Gelap adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Pada setiap gelap ada terang meski hanya secercah, meski hanya di ujung lorong. Tapi menurut sang penyair, jangan sampai kita tenggelam pada kekelaman. Kelam adalah lambing kepahitan, keputus-asaan, dan rasa sia-sia (225).
-----
Laut Bercerita
Penulis:Leila S Chudori; Penyunting:Endah Sulwesi, Christina M. Udiani; Ilustrasi Sampul & Isi:Widi Widiyatno; Tebal:390 Halaman; Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG); Tahun Terbit: Oktober 2017 (Cetakan Pertama); ISBN: 978-602-424-694-5
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H