Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Satu Hari Nanti: Bukan Semata Film Beradegan Tabu

8 Desember 2017   17:20 Diperbarui: 8 Desember 2017   17:28 3193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya perubahan sikap Bima. Awalnya, ia ditampilkan sebagai seorang yang bersifat lajak terhadap Alya, kekasihnya, dengan selalu menyergah usul Alya dan cenderung acuh kendatipun Alya menunjukkan sikap baik.

Saya menduga, sikap ini telah berlangsung sejak awal hubungan cinta mereka karena ada nada sindiran dari Bima kepada Alya yang mempertanyakan dirinya yang tidak perhatian kepada Alya selama mereka berpacaran. Dengan begitu, kelakuan Bima yang acuh dan lajak itu telah lama ia tampilkan dan keberatan atas sikap itu merupakan puncak kekesalan Alya yang baru diungkapkan setelah tiga tahun hubungan cinta mereka.

Bima, di akhir cerita, mendadak tersadar dan bersikap lembut kepada Alya setelah berbagai peristiwa yang ia alami. Boleh jadi karena kedua tokoh, akhirnya, memutuskan untuk mengejar cita-citanya secara sendiri-sendiri sehingga perdamaian perlu dijalin. Tetapi perubahan sikap itu seperti muncul tanpa peristiwa atau kejadian yang cukup kuat. Padahal sikap Bima telah terpelihara selama kurang lebih tiga tahun.

Perubahan karakter yang muncul secara mendadak itu juga terlihat pada pasangan Din dan Cho yang akhirnya memilih bersama lagi setelah sempat bersepakat untuk putus. Selain karena peristiwa yang mereka alami, boleh jadi keputusan itu muncul karena keinginan untuk mendapatkan manfaat lebih banyak yang bisa mereka peroleh saat bersama, semacam friends with benefits.

Meski begitu, Satu Hari Nanti laik dinikmati sebagai film yang coba menyampaikan pesan bahwa sebesar apapun kesalahan yang diperbuat seseorang, kesempatan kedua senantiasa menanti asalkan ada niat dan keberanian untuk mengoreksi diri. Film ini laik disaksikan, terutama bagi mereka yang juga ingin menikmati pemandangan Kota Interlaken di layar besar bioskop. Selamat Menonton,

-----

Satu Hari Nanti (2017)

Sutradara dan Penulis Naskah:Salman Arsito; Produser:Dienan Silmy; Genre:Drama; Durasi:122 Menit; Produksi:Evergreen Pictures dan Rumah Film

Pemeran: Alya (Adinia Wirasti), Bima (Deva Mahenra), Din (Ringgo Agus Rahman), Chorina (Ayushita Nugraha), Ayah Alya (Donny Damara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun