Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Roger Ebert, Kritikus Film Pertama Peraih Pulitzer

8 Desember 2017   11:58 Diperbarui: 8 Desember 2017   23:30 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ebert menikahi seorang jaksa pengadilan, Chaz Hammelsmith pada Juli 1992. Sejak 1999, Ebert menjadi tuan rumah penyelenggaraan festival film di Champaign, Illinois. Belakangan festival itu terkenal dengan sebutan Ebertfest. 

Pada 2005, Ebert menjadi kritikus film pertama yang dianugerahi bintang di Hollywood Boulevard Walk of Fame.

Di tengah popularitasnya yang kian menanjak, Ebert divonis menderita kanker pada 2002. Ia memutuskan untuk menjalani operasi kanker-tiroid pada 2006 yang mengharuskannya "merelakan" rahang bawahnya diangkat.

Kondisi ini membuat Ebert sulit makan, minum dan bicara normal. Tapi minatnya di jagat ulas film tidak terbendung. Ia mulai beraktivitas lewat internet dan mendapatkan banyak pengikut dari tiap tulisan mengenai film di blognya.

Ebert meninggal dunia pada 4 April 2013 setelah berjuang selama 11 tahun melawan kanker. Para sineas film dan tokoh di Amerika Serikat menyampaikan duka mendalam termasuk Presiden Obama.

Ebert meninggalkan warisan berupa ulasan film dan tulisan lain mengenai sinema yang melimpah. Di antara lebih dari 20 bukunya, adalah Great Movies,Life Itself, dan I Hated, Hated, Hated This Movie.

Dengan serangkaian capaiannya di bidang kritik film, rasanya, Ebert ikhlas menjalani hari-harinya yang tidak seperti orang kebanyakan.

Tidak terlalu banyak menikmati hari bersama terik matahari, tidak terlalu sering saling obrol dengan kolega. Waktunya banyak dihabiskan untuk "memelototi" aneka film dan mengulasnya.

Seperti curahan hatinya di artikel Reflections after 25 Years at The Movies,ibunda Ebert pernah bingung menjawab pertanyaan temannya yang menanyakan kabar Ebert yang kerjanya cuma keluar-masuk bioskop dan nonton terus.

Apa yang dikerjakan Ebert seperti bukan sebuah pekerjaan.

Tapi, kini, para pemerhati film patut berterima kasih atas kritik dan ulasan Ebert yang tidak hanya tenggelam pada unsur naratif film tetapi juga unsur sinematik yang saat ini sering ditinggalkan oleh para juru ulas film.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun