Harapan akan kemenangan rupanya kian meningkat usai kombinasi William dan Tovar berhasil menaklukkan beberapa monster Taotie. Di tengah harapan yang makin membubung itu, Ballard yang menjadi tawanan tembok raksasa selama 25 tahun dan bertugas mengajari Jenderal Lin Mei Bahasa Inggris dan Latin mengajak Tovar dan William kabur. Dia menjanjikan bubuk hitam (mesiu) dan kekayaan di Eropa. Tovar mengamini rencana Ballard tapi William di antara dua pilihan. Dia terus teringat perkataan Jenderal Lin Mei.
William Sang Pencuri, Pembunuh dan Pembohong
Tovar terus mengingatkan alasan kedatangannya dan William ke sini: untuk bubuk hitam (mesiu) dan kekayaan di Eropa. Tapi William ogah menanggapinya. William terpengaruh kata-kata Jenderal Lin Mei yang bertarung demi sebuah xin ren (kepercayaan). William pernah berkata, dirinya terlibat dalam peperangan sejak masih kecil. Dia berperang untuk pelbagai negara demi mendapatkan uang. Semata-mata demi kekayaan. Jenderal Lin Mei membantahnya. Lin berperang tidak semata karena uang tetapi karena sikap saling percaya dan kecintaannya pada negara.
Lin mengisahkan keserakahan salah seorang kaisar Cina pada masa lalu yang mengakibatkan turunnya batu meteor dari langit ke bumi. Dari batu itu kemudian muncul monster Taotie. Monster ini menjadi penjelmaan sikap serakah dengan memangsa manusia setiap 60 tahun. Lin tidak mau memiliki sifat serakah seperti monster Taotie. Cerita ini terus menghantui pikiran William yang perlahan mengaliskan niatnya untuk mencuri bubuk hitam (mesiu).
Menjangkau Ajal Monster Taotie
Satu per satu tanda kelemahan monster Taotie mulai diketahui. Pembantu kaisar dari ibu kota turut andil dalam penemuan tanda kelemahan itu. Batu magnet diduga membuat monster Taotie seperti hilang kontak dengan sang ratu. Dampaknya, si monster mendadak diam. Untuk mengujinya, William melempar saran untuk menangkap satu monster hidup-hidup seperti menangkan ikan paus di lautan. Cara Willian dilakukan dan dengan susah payah, satu monster berhasil didapat hidup-hidup. Tangkapan ini dibawa ke ibukota untuk diperlihatkan kepada kaisar.
Tapi di tembok raksasa, lubang besar yang menembus tabir itu sontak membuat terperenyak Jenderal Lin dan Ahli Strategi Wang. Para monster berhasil menembus tembok dengan cara cerdik. Kecerdasan si monster terus berevolusi tiap waktu. Untuk menghambat serangan monster ke ibukota, seluruh pasukan tembok raksasa harus bergegas menuju ibukota dengan mengendarai balon raksasa. Namun beberapa balon terbakar di udara dan hanya sedikit yang berhasil tidak terkecuali Jenderal Lin, Ahli Strategi Wang dan William.
Sementara itu, Ballard dan Tovar berhasil kabur. Mereka membawa serta bubuk hitam. Tapi di tengah jalan, Ballard mengelabui Tovar dan mencuri bubuk hitam untuk dirinya sendiri. Tapi nahas, Ballard ditangkap sekelompok bandit padang belantara dan tewas kena ledakan bubuk hitam yang tengah dimainkan para bandit di sekitar perapian. Tovar yang mendengar ledakan langsung menuju lokasi suara dan mendapati kembali bubuk hitam. Tapi kembali, pasukan tembok raksasa menangkap Tovar dan membawa kembali Tovar dan bubuk hitam ke tempat asalnya.
Kematian Ratu Monster Taotie
Ahli Strategi Wang menemukan cara jitu menjemput ajal sang ratu monster. Tangkapan monster yang telah terikat bom harus dilepas kembali dengan membawa serta daging yang akan diasup kepada sang ratu. Dengan membawa serta batu magnet, Wang Jenderal Lin dan William terhalau dari serangan monster dan berhasil menjalankan rencana. Tapi langkah pamungkas melepas panah bermesiu gagal dua kali. Hingga akhirnya pada tahap ketiga, sambal bergelantungan bersama Jenderal Lin, William melepas panah bermesiu dan melempar batu magnet kea rah sang ratu yang sedang diasup makanan oleh monster pembawa bom. DUAAAR sang ratu tewas dan seluruh monster pun binasa.
Keberhasilan ini ternyata juga dirasakan William yang akhirnya bisa membebaskan Tovar dan membawa pulang ke Eropa. Meski pulang tanpa bubuk hitam, William semringah. Ada kepuasan telah turut serta menyelamatkan umat manusia dari keganasan sang monster Taotie. Tovar pun legowo bisa pulang kembali bersama William, meski hati William jelas tertinggal di balik tembok raksasa itu, di hati Jenderal Lin.(asw)