Mohon tunggu...
Urai Banjarsari
Urai Banjarsari Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Dunia Pendidikan

Bagian yang terpenting dalam hidupku adalah membahagiakan anak istri dan kedua orang tua,serta bermanfaat untuk orang banyak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Juga Manusia

24 Juli 2013   20:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:05 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Guru,Sudah lama rasanya tidak menulis pada blog ini,baiklah kali ini saya akan mengajak sahabat guru merenung predikat seorang guru.

Di sini mengapa saya katakan guru juga manusia? Karena selama ini guru di tuntut agar mencurahkan kemampuannya kepada anak didiknya bahkan pada masyarakat di sekitarnya.Guru di anggap super oleh beberapa kalangan,termasuk insan media,tokoh politik,tokoh masyarakat,bahkan pemimpin negara RI (Presiden Republik Indonesia).Insan budaya dan lain sebagainya.

Saudaraku...Martabat seorang guru di mata mereka adalah tinggi,Tapi apakah benar kita sebagai guru merasakan demikian?

Guru adalah tauladan bagi siswa,bagi anaknya,bagi masyarakatnya dan bagi negaranya.Oleh sebab itu guru menempati predikat hebat.

Kemampuan seorang guru tidak terlepas dari pendidikan dan pengalaman selama menduduki sebagai guru,baik itu melaui pelatihan maupun melalui kerja kelompok guru (wadahPGRI).Pembinaan insan guru terus berlanjut.

Sahabat guru....Saya merasakan saat menulis artikel ini seakan bergidik bulu kudu,mengapa demikian? Karena Saya merasakan begitu pentingnya peranan guru ,saya menyadari kemampuan saya saat-saat mengelola kelas di hadapan siswa sangatlah penting karena mereka membutuhkan dan sangat membutuhkan bimbingan.

Karakter mereka sangat beragam,kemampuan daya serap mereka sangatlah berbeda.Melihat beragam perbedaan itu membuat saya semakin tinggi untuk memperbaiki diri.

Kadang kala kita hanya menuntut hak-hak kita sebagai guru,sementara kewajiban-kewajiban kita sebagai guru masih sering terabaikan.Faktor -faktor yang kompleksitas membuat keadaan bertambah rumit dan sering siswa sebagai korban.

Namun kadang kala guru terabaikan dalam pelayanannya ,seperti:

1.Gaji yang sering terlambat
2.tunjangan yang tidak tepat waktu
3.tunjangan berbeda-beda di setiap daerah
4.Penerimaan tunjangan yang tidak full setiap tahap penerimaan
5.Pangkat yang di persulit,berdasarkan peraturan
6.Beban guru semakin bertambah,misalkan:pendataan yang terus berlanjut seakan tidak habisnya
Pertanyaanya : Kemanakah Dinas Pendidikan? Kapan saatnya guru bekerja? Siapa korban yang
terabaikan?

Faktor yang paling banyak membuat guru terperosok untuk sering mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya ,diantaranya:

1.Gaji terlalu minim dalam beberapa tahun yang lalu.
2.Pendidikan guru terlalu minim beberapa tahun yang lalu
3.Tuntutan hidup yang menjerat seorang guru
4.Perhatian terhadap keluarga (anak) yang gagal
5.Terbelit hutang pada Bank di mulai sejak menjadi guru
6.Kurang  pengawasan dan perhatian Dinas setempat tentang prilaku seorang pendidik,apakah guru tersebut sudah layak mutasi,ataukah sudah bosan pada tempat tersebut.
7.dll

Berdasarkan hal-hal diatas,apakah guru mampu ? Nah sangatlah pantas jika guru juga manusia biasa.
Semoga guru mampu membuat dirinya memanusiakan - manusia.
Wasalam,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun