3. Sediakan Waktu untuk Diri Sendiri
Mahasiswa harus meluangkan waktu untuk diri mereka sendiri dan melakukan hal-hal yang mereka sukai. Melakukan hobi dapat meningkatkan semangat dan menurunkan tingkat stres yang dapat menyebabkan burnout.
4. Tetapkan Batasan yang Sehat
Mahasiswa harus belajar menetapkan batasan yang sehat antara kehidupan akademik dan pribadi. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengetahui kapan harus mengatakan "tidak" pada suatu hal dapat menyebabkan stres berlebih. Menetapkan batasan yang sehat membantu menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan akademik.
5. Mencari Bantuan Profesional
Mahasiswa yang memiliki gejala burnout cukup parah harus mempertimbangkan untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau konselor.Â
Mekanisme koping yang efektif dan dukungan psikologis yang diperlukan untuk mengatasi burnout dapat diperoleh dalam terapi. Misalnya, mahasiswa dapat mengubah pola pikir negatif mereka yang menyebabkan burnout dengan bantuan terapi perilaku kognitif.
Kesimpulan
Burnout di kalangan mahasiswa memiliki dampak terhadap kesehatan mental dan kinerja akademik. Mahasiswa yang mengalami burnout cenderung mengalami kelelahan emosional, gangguan fisik, isolasi sosial, penurunan produktivitas, dan prestasi akademik yang menurun. Untuk mengatasi burnout, penting bagi mahasiswa untuk menerapkan manajemen waktu yang efektif, mencari dukungan sosial, mengambil waktu untuk diri sendiri, menetapkan batasan yang sehat, dan mencari bantuan profesional jika diperlukan.
Daftar Pustaka
Dewi, E. M. P., Irmayanti, S., Nahdah, Amrie, M. Y., Hidayat, T., Rismeianti, & Citra, Y. (2023). Strategi Jitu Bahagia Menghadapi Burnout pada Kalangan Mahasiswa dan Pekerja. Mattawang : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(1), 40-47.
Fitriyadi, S., Kamaruddin, Suwanto, I., & Sanu. (2023). Pengaruh Burnout Akademik Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia, 8(2), 103-111.