Mohon tunggu...
Ibnu Dawam Aziz
Ibnu Dawam Aziz Mohon Tunggu... lainnya -

pensiunsn PNS hanya ingin selalu dapat berbuat yang dipandang ada manfaatnya , untuk diri,keluarga dan semua

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara "Must Apep" dan Bedanya dengan Iwan Piliang

17 Desember 2017   14:12 Diperbarui: 17 Desember 2017   14:19 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jarang-jarang menulis di Kompasiana yang sudah penulis ikuti sejak 16 Nopember 2010 ternyata sudah berjalan tujuh tahun yang lalu, Penulis masih Ingat teman paling Produktif waktu waktu itu Della Anna, teman berbalas pantun bertukar canda, juga ada nama Iwan Piliang yang sudah malang melintang didunia  Jurnalistik.

Penulis sangat terkejut saat membuka Kompasiana, tak sengaja terbaca tulisan berjudul : "Harmoko Zaman Now", Si Iwan Piliang Membual tentang Golkar,setelah membaca beberapa kalimat dan mencoba mengerti apa maksud "Must Apep" entah nama sebenarnya siapa? Mungkin pendatang baru yang dibekali ilmu jurnalistik. Membuat penulis tertarik untuk mengerti tulisan Iwan Piliang yang di respon oleh "Must Apep" secara sangat kasar untuk ukuran jurnalistik yang bermartabat.

Penulis cari tulisan Iwan Piliang yang menjadi bahan ejekan Must Apep. Dengan kalimat yang penilis kutip :

Salah satu contoh dari "Harmoko Zaman Now"itu adalah seorang yang pada siang kemarin (sekira pukul 13.12) menulis sebuah artikel di Kompasiana dengan judul "Alaium Gambreng" JK di Golkar Kini. Penulisnya bernama Iwan Piliang. Jumlah pembacanya ratusan dengan beberapa komentar.

Penulis penasaran mengapa Iwan Piliang disebut "Harmoko Zaman Now" oleh Must Apep ini sedangkan apa yang penulis rasakan zaman Harmoko sebagai Mentri Penerangan yang kemudian juga dikenal sebagai Brutus, mempunyai latar belakang dan pola pikir serta keberpihakan yang jauh bertolak belakang dengan Iwan Piliang yang tulisannya banyak penulis baca dan penulis mengerti.

Rasa penasaran inilah yang membuat Penulis mencari dan membaca tulisan Iwan Piliang dengan Judul "Alaium Gambreng" JK di Golkar Kini "ternyata apa yang ditulis Iwan Piliang memang sarat dengan makna yang tidak akan bisa dicerna oleh seorang pendatang baru yang baru terjun didunia jurnalistik.

Cukup dengan uraian singkat Penulis mudah-mudahan Must Apep, dapat mengerti  PESAN MORAL yang ditulis oleh Iwan Piliang. Yang kata Must Apep, tulisan Iwan Piliang meloncat-loncat tanpa nakna berpindah dari satu masalah pada masalah lain tanpadasar.

Ketahuilah Must Apep, apa yang ditulis Iwan Piliang dengan meloncat-loncat itu sebebarnya adalah berbagai indicator yang dilihat dari berbagai sudut pandang. Dimana GOLKAR dijadikan sebagai rujukan atas pada umumnya Partai Politik di Indonesia yang dikendalikan oleh Kekuatan Pemilik Modal.

Must Apep, mengapa Iwan Piliang menjadikan GOLKAR sebagai bahan tulisan pesan moral yang ingin disampaikan ? Karena PESAN MORAL yang ingin disampaikan Iwan Piliang adalah Pesan Moral yang disampaikan Titiek Soeharto pada partai GOLKAR, .Ide Titiek dengan slogan Golkar Kembali ke Akar, mengembalikan GOLKAR kedalam Daulat Rakyat dan melepaskan diri dari Konglomerat.

Pesan itu kemudian tampak sekali dalam tulisan Iwan Piliang berikut ini : - 

Sayangnya berlimpahnya uang dari bisnis itu telah menjadi ajang transaksi saling menyandera ke dalam partai politik. Sehingga daulat rakyat telah berkiblat kepada kuasa konglomerat.

Dalam ranah mengembalikan daulat ke tangan rakyat itulah Titiek Soeharto tampil.

Sayang Must Apep yang baru terjun kedunia baru ini, sangat tidak paham terhadap pesan moral yang dikandung dalam sebuah tulisan. Menyusun sebuah artikel pendek dengan muatan yang luas dan padat, tidak mungkin disusun hanya mengandalkan kata-kata dalam baris kalimat yang teratur dan rapi. Tapi harus mampu menterjemahkan sebuah masalah dari berbagai sudut pandang secara ringkas dengan kalimat yang sangat pendek.

Pesan yang ingin disampaikan Iwan Piliang mungkin ada sedikit kesamaannya dengan apa yang penulis angkat walaupun dari sudut pandang yang berbeda: Reformasi 1998 dan Lahirnya Penjajahan Versi Baru di Indonesia dan  Membalik Paradigma Politik di Indonesia.

Semoga Must Apep dengan tulisan ini tertarik untuk lebih banyak mengenali apa yang dikandung dalam sebuah tulisan.

koleksi pribadi
koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun