Mohon tunggu...
Ibnu Dawam Aziz
Ibnu Dawam Aziz Mohon Tunggu... lainnya -

pensiunsn PNS hanya ingin selalu dapat berbuat yang dipandang ada manfaatnya , untuk diri,keluarga dan semua

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Joko Widodo dan Anis Matta

8 April 2014   03:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:56 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar : kreasi dari berbagai sumber.

Antara JOKO WIDODO dan ANIS MATA.

Sekilas hura –hura demokrasi yang masa koar-koarnya baru saja usai, memunculkan satu bentuk baru peta politik dunia. Kalau pada era perang dingin situasi Dunia diwarnai pengelompokan Blok Barat dan Blok Timur dengan indikasi yang nyata, maka era 2014 ini Dunia sedang gencar membersihkan kekuatan yang dianggap bakal menjadi batu sandungan Kapitalisasi Dunia dan Pasar Bebas. Pasar Bebas yang menempatkan Kapitalisme sebagai penguasa global. Globalisasi yang menerobos nilai-nilai kebangsaan untuk dicerai-beraikan dalam kepentingan kelompok dan individu.

Kalau Joko Widodo, yang sejak awal pencalonannya memang sudah terseleksi dengan baik, dan kemudian di ORBITKAN melalui satu parameter yang sedang disukai masyarakat Indonesia, kemudian dibentuk dalam satu kesatuan gerak, menjadi ujung tombak Pasar Bebas yang menyatukan kekuatan Naga Kuning dan Paman Sam. Yang juga menjadi bagian tak terpisahkan dengan perebutan kepemimpinan di Negara Paman Sam sendiri. Joko Widodo yang memang sudah dipersiapkan sebagai antitesa terhadap model kepemimpinan reformasi yang dikonotasikan gagal.

Maka Jendral Prabowo Subianto yang berusaha merebut kendali dalam persaingan meramaikan hura-hura demokrasi aras Joko Widodo yang sebenarnya hanya berebut sebagai ujung tombak semata. Siapapun yang menang, KAPITALISME dan PASAR BEBAS tetap akan pegang kendali.

Disisi yang lain ada kekuatan Dunia yang sedang menggeliat yang menjadi batu penghalang, adalah kebangkitan Islam baik yang mengusung Khilafah Islamiyah, maupun kekuatan Islam yang menyatu dengan ide Negara Demokrasi. Apa yang terjadi di Indonesia tidak akan lepas dari sejarah panjang peradaban dunia sejak akhirPerang Dunia ke II.

Perebutan kekuasaan antara Blok Timur dan Barat dan kondisi Amerika Serikat sebagai tulang punggung kekuatan adi daya untuk menyatukan dunia, memulai debutnya dengan campur tangan AS pada Perang Vietnam yang berkepanjangan sejak Th. 1957 dan baru berakhir pada 1975 dengan akhir tragis disamping ribuan korban nyawa melayang sia-sia juga adalah kekalahan total Amerika Serikat.

Diikuti berikutnya dengan runtuhnya kekuasaan Syah Iran Reza Pahlevisebagai kekuatan tyrani Iran sahabat Amerika Serikat oleh kekuatan Pemimpin Spiritual Islam Ayatullah Ruhullah Musawi Khomeini pada tahun 1979 yang kemudian memicu terjadinya Perang teluk selama delapan tahun mulai tanggal 22 September 1980 sampai tanggal 20 Agustus 1988.

Perang-perang inilah yang menyadarkanAmerika Serikat, bahwa kekuatan rakyat yang didukung satu keyakinan merupakan kekuatan yang tidak bisa dibendung. Puncak dari apa yang dilakukan Amerika Serikat adalah keterlibatan Amerika Serikat di Afganistan yang memanfaatkan kekuatan rakyat dan keyakinan, terbukti membawa hasil. Keterlibatan Amerika Serikat secara tidak langsung akan tetapi dengan memberi dukungan yang disusupkan menyatu dengan kekuatan rakyat baik itu langsung melalui kekuatan Ja’far Umar Thalib maupun penyusupan Osamah Bin Laden membuat Uni Soviet takluk.

Soviet yang pertama kali sampai di Afganistan pada tanggal 25 Desember 1979, untuk membantu Pemerintah Afganistan yang beraliran Marxis/Leninis terpaksa harus terusir oleh kekuatan Mujahiddin /Taliban dan mundur dari Afganistan pada tanggal 2 Februari 1989.

Perang Afganistan ini pula yang kemudian diikuti dengan Runtuhnya tembok Berlin pada 9 November 1989 setelah dibangun pada tanggal 13 Agustus 1961 sebagai symbol perang dingin yang memisahkan Jerman Timur dengan Jerman Barat.Runtuhnya tembok Berlin yang menandai runtuhnya Komunisme dan membuka kesadaran Amerika Serikat bahwa ada “ KEKUATAN DUNIA “ yang mampu menjadi ancaman bagi terbentuknya kekuatan Global di masa depan.

“KEKUATAN DUNIA “ yang masih berupa puzzle kekuatan yang tercerai berai. Tercerai-berai dengan berbagai perbedaan pendekatan yaitu Antara Syi’ah dengan Sunni, antara Sunni dengan Sunni dan antara madzhab dengan madzhab yang terlalu panjang kalau di urai satu-satu, akan tapi ada kekuatan nyata yang bila dibiarkan akan mengancam Hegemoni Amerika Serikat dan Barat, yaitu kekuatan Ihwanul Muslimin. Ihwanul Muslimin yang bersentuhan langsung dengan konflik Palestina. Kekuatan Ihwanul Muslimin yang membumi di Timur Tengah, bahkan mampu membawa Turki dibawah Erdogan. Ihwanul Muslimin yang dianggap akan lebih berbahaya dibanding Komunis, bagi cita-cita kekuasaan New World Order dengan menempatkan Amerika Serikat sebagai Polisi Dunia.

Adalah Indonesia yang merupakansatu Negara denganumat Islam terbesar di dunia, mau tidak mau akan dijadikan target bagi gerakan Islam Trans Nasional untuk menempatkan Indonesia sebagai basis kekuatannya seperti Hizbut Tahrir dan Ihwanul Muslimin. Sekaligus kedatangan dua organisasi Islam Trans Nasional itu akan mengundang kekuatan besar tandingan, yang telah terobsesi menjadikan Dunia dalam satu kekuasaan.

Pergerakan mahasiswa yang menuntut demokrasi dan kebebasan dimulai sejak 1978, ketika Deng Xiaoping mulai berkuasa. Deng Xiaoping kemudian melaksanakan kebijakan reformasi ekonomi dan liberalisasi ekonomi, walaupun hal ini tidak diikuti dengan reformasi dalam bidang politik. Peristiwa Tiananmen 1989 adalah titik puncak perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan demokrasi .

Naiknya Presiden Amerika Serikat Bill Clinton pada tahun 1996 yang diikuti dengan naiknya Presiden Jiang Zemin pada 15 Mret 1998 yang meneruskan reformasi Ekonomi Deng Xiaoping membawa seorang James Riady, seorang Warga Negara Indonesia berperan penting dalam sejarah ekonomi Cina yang mendapat embargo dari Amerika Serikat akibat peristiwa Tiananmen. Pencabutan embargo itu erat kaitannya dengandukungan James Riady atas terpilih nya Bill Clinton sebagai Presiden Amerika Serikat.

Peristiwa Politik dan Ekonomi dunia inilah yang membedakan secara total antara Joko Widodo dengan Anis Mata.

Bila Joko Widodo merupakan titik pertemuan dukungan “ DUA KEKUATAN BESAR” RRCina dan Amerika Serikat, yang apa bila RRCina lebih berlatar belakang Ekonomi, maka Amerika Serikat mempunyai tujuan lebih besar lagi. Indonesia harus kehilangan perannya dalam kancah Internasional.

Bagaimana dengan Anis Mata ?

Tak bisa diingkari bahwa, Partai Keadilan Sejahtera yang adalah bentuk baru dari Ihwanul Muslimin yang dianggap sebagai “ANCAMAN” bagi terbentuknya satu kekuatan Global dalam satu kendali. Dengan segala cara dan rekayasa, PKS sudah berhasil dijadikan ancaman bagi semua kekuatan Politik bahkan dijadikan ancaman pula bagi penganut ajaran Islam di Indonesia ini.

Dengan segala cara Anis Mata berusaha untuk menghilangkan kesan PKS sebagai kepanjangan Ihwanul Muslimin, dengan mendeklarasikan PKS sebagai Partai Terbuka, bahkan sampai memasukkan paduan gereja sebagai kampanyenya, akan tapi semua tidak ada hasilnya. Media telah begitu gencarnya mencecar PKS dengan segala cara. PKS yang merupakan Partai Politik dengan indeks korupsi terendah telah berhasil ditempatkan pada tempat kedua setelah Demokrat, melalui sebuah survey pendapat masyarakat. Aneh ? melupakan PDIP yang menduduki tingkat pertama dalam indeks korupsinya.

PKS juga sudah dijadikan momok bagi kalangan Nahdliyyin dengan tuduhan sebagai pembawa ajaran Wahabi, PKS juga sudah berhasil dijadikan pesaing Muhammadiyah. Begitu berhasilnya provokasi barat terhadap PKS sampai tak satupun Partai Politik yang berhasrat untuk berkoalisi dengan PKS.

Bahkan tangan-tangan hukumpun telah begitu bisa dikendalikan, kasus Luthfi Hasan Ishaq juga bukan diputus berdasarkan fakta hukum akan tetapi berdasar keyakinan Penegak Hukum. Satu-satunya kesalahan Luthfi Hasan Ishaq adalah tidak bisa membuktikan hartanya dari mana. Yang memberatkan adalah Luthfi Hasan Ishaq bersitri lebih dari satu dan Istri ketiganya dianggap masih dibawah umur, kesalahan yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan korupsi, suap maupun gratifikasi .Tapi karena Luthfi Hasan Ishaq adalah Presiden PKS, maka Luthfi Hasan Ishaq harus dihukum yang seberat-beratnya.

PKS tidak boleh hidup subur di Indonesia.

Tulisan ini masih mengandung banyak misteri, dimana pesan yang terkandung didalamnya hanya akan bisa dicerna oleh yang mau berfikir dengan akal sehat.

Tapi kesimpulan akhir adalah : Joko Widodo dan Anis Mata mempunyai kesamaan bahwa kedua-duanya tidak layak mendapat amanah memimpin Bangsa Indonesia, keduanya tidak akan membawa hikmah bagi Bangsa Indonesia. Kedua-duanya miskin rasa kebangsaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun