29.00
Jml.Dalam %
100.00
Dengan melihat secara sepintas, tampak dengan jelas perolehan suara sepanjang dilakukan Pemilu setelah dilakukan penggolongan Partai Politik menjadi lebih sempit. Partai Islam dan Partai berbasis pemilih Islam menunjukkan kelasnya pada Pemilu Pertama yaitu mencapai angka 43,72 %sedangkan Partai Nasiobal Religius ada dalam posisi kedua tapi dalam angka yang cukup jauh yaitu hanya mencapai 25,06 %
Setelah tenggelam selama Orde Baru, akibat adanya politik kekuasaan yang nyata dimana Partai Politik selain GOLKAR hanya dijadikan teman berdemokrasi formalitas, maka pada era Reformasi yaitu pada Pemilu 1999 Partai berbasis pemilih Islam kembali menjadi pemenang dengan angka mencapai 36,59 % disusul Partai berbasis kerakyatan mencapai angka 35,68 % baru kemudian Nasional Religius dengan angka 26,50 %
Pada Pemilu 2004 Partai berbasis Islam kembali pada porsinya dengan menempati angka 40,46 % baru disusul oleh Partai Nasional Religius sebesar 35,08 % dan posisi ketiga baru Partai berbasis Kerakyatan dengan angka 23,86 %.Namun ada yang menyolok disini bahwa tingkat kesertaan menurun dengan angka GOLPUT mencapai 23,34%
Pemilu 2009 yang bila dilihat dan dibandingkan dengan perolehan Partai Politik, maka GOLPUT menjadi pemenang dengan angka mencapai 29 % sementara gabungan kelompok Nasional Religius yang didominasi oleh Demokrat melejit mencapai angka 45,51 % walaupun demikian Partai berbasis Islam masih tetap bertahan pada posisi 32,93 % baru kemudian Partai berbasis kerakyatan hanya memetik angka sebesar 19,77 %.
Dari perolehan angka-angka diatas tampak sekali bahwa Partai Islam dan Partai berbasis pemilih Islam sebenarnyamempunyai kedudukan yang cukup meyakinkan sepanjang masa, akan tetapi menjadi sangat paradok, bahwa Partai Islam dan Partai berbasis Pemilih Islam hanya berfungsi sebagai pendamping Partai Berkusa.
Hilangnya uhuwah ternyata menjadi penyebab tidak adanya kemampuan Partai Islam dan Partai berbasis pemilih Islam untuk berdiri menjadi satu kekuatan yang nyata disamping miskinnya tokoh Islam yang mampu bersaing ditengah badai Globalisasi.
Kondisi inilah yang memunculkan satu inspirasi untuk menggalang kembali kekuatan Islam, menjadi satu kekuatan yang mampu menjawab tantangan zaman. Menyatukan kekuatan Islam menjadi satu kekuatan yang terkoordinir dalam satu kebersamaan dalam semangat uhuwah Islamiyah.
Sungguh memalukan dengan munculnya berbagai penilaian, melalui pooling dan berbagai prediksi awal bahwa di Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini, pada Pemilu 2014 Partai Islam akan lenyap dari peredaran.
B.Aspek Budaya.
Bila dilihat dari aspek budaya dalam prospektif politik, maka budaya manusia Indonesiayang masih Paternalistic dan sarat dengan tuntutan adat yang menjdi tradisi yang turun temurun, menjadikan system politik di Indonesia cenderung stagnan. Dari tiga kelompok pemilih Partai Politik, maka para pemilih berbasis Islam dan Kerakyatan mempunyai kecenderungan untuk tetap bertahan pada posisinya, atau untuk pemilih berbasis Islam (menengah) bahkan memiliki kecenderungan keluar dari system ( GOLPUT ) bila dinilai tidak ada Partai Islam yang mampu mewadahi aspirasinya.
Menjadi ramai dalam percaturan adalah para pemilih berbasis Nasionalis Religius. Dalam kelompok ini terdapat mobilitas antar partai yang cukup tinggi. Skandal Hambalang yang melunturkan popularitas Partai Demokrat telah dihadang oleh Partai Gerindra dan Partai Hanura, sementara Partai Nasdem mempunyai kecenderungan untuk menjadi kuda hitam pada kelompok ini.
Pada kelompok ini GOLKAR akan mengambil alih kepemimpinan dalam perolehan suara diikuti Partai Gerindra, kemudian Demokrat akan tetap bertahan pada posisi ketiga, baru kemudian Partai Hanura dan Partai Nasdem mempunyai kemungkinan yang sama.
Keuntungan ada pada PDIP, yang akan tetap bertahan pada kuantitas akan tetapi akan meningkat dalam prosentage yang diakibatkan menurunnya tingkat partisipasi masyarakar pemilih sampai dibawah 70 %.
C.Aspek Politis.
Dilihat dari aspek politik, dengan memperhatikan perkembangan terakhir kondisi politik menyangkut Partai Politik Peserta Pemilu 2014, akan tampak berbagai hal yang sangat signifikan untuk disikapi. Sebagai berikut :
1.Tingkat kesertaan .
Tingkat kesertaan Pemilu Legislatif 2014 akan sangat menurun mungkin bisa mencapai dibawah 65 % bahkan menyentuh angka 50 % . Hal itu disebabkan mulai munculnya rasa anti pati kalangan menengah keatas terhadap Partai Politik yang mengakibatkan masyarakat menegah kebawah menjadi tak acuh dan memandang Pemilu hanya sebagai kepentingan “ tokoh “ yang diikutinya.
Korupsi yang melibatkan Partai Politik secara berjamaah seakan menjadi penghalalan terhadap penggarongan uang rakyat dan mengakibatkan janji-janji politisi diabaikan.
2.Peranan Partai Politik.
Skandal Hambalang, Century, Lapindo dan yang terakhir kasus LHI yang di blowup sedemikian rupa menjadikan peta politik menjadi tidak jelas. Akan tetapi secara umum akan tampak satu kecenderungan kepada para pemilih untuk mencoba sesuatu yang baru dan berbeda.
Tawaran perubahan dari partai-partai politik tidak bisa begitu saja diterima oleh masyarakat pemilih yang mulai kritis.
Maka basis pemilih fanatik yang sebenarnya akan tetap dapat dijadikan ukuran, sampai sejauh mana sisanya dapat diperebutkan oleh Partai Politik.
2.1.Basis pemilih Nasional Religius :
Pada kelompok ini bertengger partai-partai besar seperti GOLKAR, Demokrat disamping, Partai Gerindra dan Hanura. Yang kemudian akan ikut berbagi adalah Partai Nasdem dan PKPI.
2.2.Basis Pemilih Islam dan Partai Islam.
Partai keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, PPP, PKB yang kemudian ditambah dengan PBB merupkan kelompok Partai Politik yang bisa menjadi kuda hitam, bila di berdayakan secara maksimal akan mampu menjadi kekuatan yang tak terbendung.
2.3.Sementara PDIP, yang merupakan satu-satunya yang masih tersisa sebagai Partai politik yang berbasis pemilih kerakyatan diperkirakan akan tetap bertahan pada posisinya, bahkan tidak akan terpengaruh oleh menurunnya tingkat kesertaan dalam Pemilu 2014 yang akan datang
3.Prediksi awal perolehan Partai Politik.
Bertumpu pada perolehan hasil pemilu 2009
Tabel 2.Hasil Pemilu 2009.
PARTAI PESERTA
Jml. Suara
% age
21,703,137
20.85