Mohon tunggu...
Ibnu Dawam Aziz
Ibnu Dawam Aziz Mohon Tunggu... lainnya -

pensiunsn PNS hanya ingin selalu dapat berbuat yang dipandang ada manfaatnya , untuk diri,keluarga dan semua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kecerdikan Jokowi dalam Debat Capres

17 Juni 2014   15:28 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:23 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1402968269217055578

Gambar kreasi dari sumber : detakberita.com

Kecerdikan Jokowi dalam Debat Capres.

Mengamati dua seri debat Capres, tampak sekali bahwa ada perbedaan yang sangat mendasar dalam melakukan debat antara dua kubu pasangan Presiden.Berbekal pengamatan awal bahwa memang ada perbedaan kelas yang sangat menonjol antara Jokowi dengan Prabowo, dimana Jokowi sama sekali tidak menguasai konsep dasar pengelolaan sebuah Negara dengan hanya terpaku pada kerja keras untuk menunjukkan sebuah prestasi atas sebuah pekerjaan yang dihadapi. Dilain pihak tampak Prabowo sangat menguasai konsep dasar pengelolaan sebuah Negara, dengan memandang semua permasalahan dari hulu.

Jokowi memang sering bicara membangun system dengan menonjolkan berbagai kartu kendali yang pernah diluncurkan. Betulkah apa yang dilakukan Jokowi itu sebuah pembangunan system?Jawabnyaadalah “ BUKAN ! ” apa yang dilakukan Jokowi hanyalah sebagian kecil dari Sub System dalam satu System Pemerintahan. Apa yang dilakukan oleh Jokowi hanya sebuah teknis untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang merupakan bagian dari satu system menajemen. Satu kebijakan teknis yang memang sangat dibutuhkan ditingkat hilir.

Apa yang dilakukan Jokowi adalah apa yang memang seharusnya dilakukan oleh Penguasa Wilayah Otonom pada tingkatan paling bawah, yaitu Walikota/Bupati atau paling tinggi adalah hanya untuk Gubernur DKI, yang kebijakannya langsung menyentuh kehidupan rakyat. Bahkan untuk Wilayah Gubernur yang lain pun ( selain DKI ) sudah tidak relevan lagi.

Sedangkan apa yang telah disampaikan oleh Prabowo, walau sekalipun tidak pernah menyampaikan bahwa apa yang dilakukan adalah upaya membangun system, akan tetapi pada hakekatnya justru Prabowo yang dengan jelas dalam penyampaiannya bahwa apa yang dilakukan adalah upaya membangun sebuah system pemerintahan secara utuh. Prabowo mampu melakukan analisa terhadap system pemerintahan yang sudah berjalan, mampu melihat kekurangan dan kelebihan system Pemerintahan yang terdahulu secara utuh dan menyeluruh untuk kemudian memasukkan beberapa ide perubahan yang mendasar.

Bagi kalangan terpelajar pasti akan memahami masalah ini. Akan tetapi itu tidak berarti keunggulan bagi kubu Prabowo, sama sekali tidak !

Mengapa demikian ?

Karena adanya perbedaan sudut pandang pemanfaatan acara debat yang digelar oleh KPU yang oleh kubu Prapowo dipergunakan sebagai wahana debat intelektual, dengan menanggapi semua pertanyaan moderator sesuai konteks dengan menampilkan sudut pandang yang lebih ilmiah untuk harga diri seorang Calon Presiden.

Sebaliknya acara debat itu dimanfaatkan oleh kubu Jokowi, murni sebagai media kampanye untuk mencari dukungan dikalangan lapisan bawah. Tim Pakar Jokowi bukanlah orang-orang yang bodoh, yang akan membiarkan Jokowi berbuat bodoh. Akan tetapi Tim Ses dan Tim Pakar Jokowi memang membiarkan kebodohan Jokowi dinilai oleh kalangan intelektual bahkan membiarkan Jokowi dipergunjingkan sekalipun.

Untuk menutup kelemahan Jokowi dalam debat Presisen, telah disiapkan tim Khusus yang menangani lewat media social dimana kalangan terpelajar pada umumnya aktiv dalam media social sedangkan kalangan lapisan bawah pasti akan terkesan dengan apa yang disampaikan Jokowi.

Maka untuk debat berikutnyapun polanya tidak akan pernah berubah. Apapun masalah yang disodorkan oleh Moderator, pasti akan selalu dijawab Jokowi dengan menampilkan berbagai keberhasilannya semasa menjadi Walikota dan Gubernur dan sekali-sekali menyerang kelemahan Prabowo dengan mengungkap isu HAM atau belum adanya pengalaman Prabowo dalam bidang pemerintahan.

Bahkan bila permasalahan yang disodorkan adalah masalah Global yang sama sekali tidak ada kaitannya dan tidak relevan dengan jawabannya sekalipun. Karena tujuan Jokowi memang tidak untuk memenangkan debat secara gentlemen, akan tetapi untuk dapat melontarkan isu yang mampu merebut perhatian arus bawah.

Dari pengamatan secara kasar selama ini, dari sepuluh orang penduduk secara acak diambil dalam basis wilayah RT, hanya akan ditemui tiga orang yang mampu berfikir kritis untuk menentukan pilihannya terhadap seorang Calon Presisen, sedangkan selebihnya hanya akan menentukan pendapatnya berdasarkan sikap yang sangat dipengaruhi oleh sikap lingkungannya. Baik lingkungan tempat tinggalnya maupun lingkungan pekerjaannya.

Inilah kecerdikan kubu Jokowi yang mungkin tidak disadari oleh kubu Prabowo.

Salam prihatin untuk Debat Capres !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun