Gambar kreasi dari sumber yang jelas.
Prabowo Subianto dan Wahyu Cakraningrat.
Mitos Jawa mempercayai , wahyu Keraton adalah berujud sepasang Dewa – Dewi, Bathara Pulunggana dan Bathari Pulungsari. Wahyu Keraton yang juga dikenal dengan wahyu Cakraningrat, akan mendampingi Penguasa Tanah Jawa . Pemilu 2014 yang pada hakekatnya memperebutkan Mahkota Raja Tanah Jawa sebenarnya juga memperebutkan Wahyu Cakraningrat.
Lepasnya wahyu Cakraningrat dari Garba Presiden Soeharta sebenarnya memang sudah terjadi sejak Pak Harto ditinggal Ibu Tien. Sejak saat itulah sebenarnya Wahyu Keraton sudah meninggalkan Pak Harto dan kembali ketempatnya. Seperti saat ini, Wahyu Keraton juga sudah oncat dari Pak SBY mencari tempat yang sesuai.
Petir yang menyambar dan bergemuruh tatkala Titiek Soeharto hadir di Rumah Polonia, sebenarnya sebuah isyarat bahwa Bathara Pupunggana dan Bathari Pulungsari ingin menyatu pada Guwa Garba Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto. Akan tetapi mereka terhalang oleh perceraian dua insan yang sebenarnya cocok bagi mereka .
Memang masih belum terlambat, bila dua Insan itu menyatu kembali sebelum Bathara Kala memaksa Bathara Pulunggana dan Bathari Pulungsari menyatu ke Garba Jokowi dan Pasangannya.
Mengapa Wahyu Cakraningrat harus dipaksa masuk ke Garba Jokowi oleh Bathara Kala ?
Karena Bathara Pulunggana dan Bathari Pulungsari tidak akan tahan menyatu dengan orang yang dalam bahasa Jawanya “ lamis” atau kasarnya senang “ BOHONG “
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H