Mohon tunggu...
Ibnu Dawam Aziz
Ibnu Dawam Aziz Mohon Tunggu... lainnya -

pensiunsn PNS hanya ingin selalu dapat berbuat yang dipandang ada manfaatnya , untuk diri,keluarga dan semua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Para Pezina

29 November 2014   06:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:33 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417192676900123554

Gambar dari sumber yang jelas.

NEGERI PARA PEZINA
Negeri ini menangis
Negeri yang sakit, penuh azab
Negeri ini
Negeri yang dirusak
dipimpin oleh para Presiden yang pezina
Para Menteri dan Politisi yang pezina
Para Polisi ,Hakim, Jaksa dan pengacara yang Pezina
Para Profesor dan Doctor yang Pezina
Para Mahasiswa dan Pelajar yang kalian ajari
Berzina
Bahkan Rohaniwan dan Ustadz yang pezina
Negeri yang dari Presiden sampai tukang sapu jalan
Semua pezina.

Hai para pezina
Belum puaskah kalian menyebar petaka ?
Belum puaskah kalian menebar duka ?
Dengarkan tangisan ibumu
Dengarkan jeritan anak cucumu
Istri cantikmu yang dulu kau kejar
Istri cantikmu yang dulu kau puja
Istri cantikmu yang dulu kau manja
Istri cantikmu yang setia menunggumu dan selalu melayanimu
Kau campakkan, kau injak-injak
Dan kau masih berani manyatakan cinta
Kalian para pezina, pendurhaka
Masih berani berkata cinta

Istri cantikmu yang menangis
Istri cantikmu yang meratap
Istri cantikmu yang semakin cantik dalam duka
Istri cantikmu yang semakin mempesona dalam nestapa
Kalian tinggalkan berzina ria,
lupa diri
lupa siapa
Secantik apapun wanita itu, dia bukan istrimu
Memang dia cantik, tapi itu zina
Memang dia wanita, tapi ia hanya penggoda
Biar sama-sama wanita
Biar sama- sama cantik
Zina adalah dosa

Hai para pezina
Ingat istri kalian yang cantik, ingat anak-anak kalian yang rindu
Ingat ibu-ibu kalian yang bersedih
Kembalilah
Sebelum Negeri ini musnah, sebelum Negeri ini binasa
Ditelan azab yang kalian ciptakan.
Istri cantik kalian masih menunggu
Belaian kasih sayangmu, cintamu
Ingatlah nama Istri pemberian leluhurmu
Kedaulatan Rakyat itulah Istrimu
Demokrasi itu hanya selingkuhanmu
Tempat kalian berzina
menebar dosa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun