Mohon tunggu...
Zolo Yankey
Zolo Yankey Mohon Tunggu... wiraswasta -

Manusia biasa yang ingin tampil luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Money

Salah Pengelolaan, Pemerintah Membohongi Publik

15 September 2012   12:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:25 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang rencananya akan mulai diberlakukan mulai tahun depan dengan alasan yang diusung karena anggaran subsidi membludak.


Alasan untuk menaikkan tarif dasar listrik di tahun 2013 nanti, ternyata bukan karena anggaran anjlok dan subsidi membesar. Hal ini diungkapkan oleh Tjipta Lesmana selaku Pengamat Komunikasi dan Politik yang dikutip oleh Kompas.


Menurut beliau, kenaikan tarif dasar listrik disebabkan oleh salah pengelolaan sumber energi listrik. Salah pengelolaan itu sendiri terjadi karena pemerintah mengekspor sumber energi dengan harga murah, padahal di domestik sendiri lebih membutuhkan.


Menurut pernyataan pengamat energi, Kurtubi, sumber energi batubara bisa menghasilkan energi listrik yang bisa dijual seharga Rp 500-600/kWh. Begitu juga dengan gas yang bisa dijual Rp 400-Rp 500 per kWh. Sementara harga jual listrik dari PLN ke masyarakat selama ini sekitar Rp 700 per kWh.


Sehingga dengan bahan baku tersebut seharusnya PLN sudah untung dan masyarakat tidak perlu subsidi. Pemerintah justru memilih menggunakan BBM sehingga harga jualnya menjadi Rp 3.500 per kWh. "Pemerintah telah melakukan kebohongan publik dari hal ini. Masyarakatlah yang dirugikan," jelasnya.


Dengan tarif dasar listrik yang sekarang berlaku saja, masyarakat sudah meraung-raung, apalagi kalau nantinya bakal naik sekitar 15%.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun