Kasus pemerasan yang dilakukan oleh sejumlah oknum kepolisian terhadap penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 menjadi sorotan publik. Kejadian ini tidak hanya mencoreng citra kepolisian, tetapi juga mengungkap adanya kelemahan dalam manajemen sumber daya manusia (SDM) di tubuh Polri. Dari perspektif manajemen, kasus ini menjadi indikator bahwa reformasi di sektor kepolisian masih menghadapi tantangan besar.
Kronologi Kasus Pemerasan di DWP 2024
Berdasarkan laporan yang beredar, sejumlah oknum polisi diduga melakukan razia terhadap penonton DWP dengan dalih pemeriksaan narkoba. Namun, alih-alih menjalankan tugas sesuai prosedur, mereka justru meminta sejumlah uang agar para korban dapat "dibebaskan" di tempat tanpa melalui proses hukum yang jelas. Aksi ini akhirnya terungkap dan viral di media sosial, memicu kecaman dari berbagai pihak.
Sebagai respons cepat, Polri telah mengambil tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada para pelaku, termasuk pemecatan terhadap seorang perwira tinggi yang terlibat. Langkah ini diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.
Analisis dari Perspektif Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Saya melihat kasus ini dari sudut pandang manajemen organisasi dan etika kerja. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam konteks manajemen SDM di institusi kepolisian antara lain:
1. Krisis Integritas dan Etika Profesi
Integritas merupakan fondasi utama dalam organisasi berbasis pelayanan publik, termasuk kepolisian. Tindakan pemerasan ini mencerminkan lemahnya internalisasi nilai etika dalam tubuh Polri. Padahal, tanpa integritas yang kuat, institusi apa pun akan kehilangan legitimasi di mata masyarakat.
2. Kelemahan dalam Sistem Rekrutmen dan Seleksi SDM
Dalam manajemen SDM, proses seleksi yang ketat menjadi kunci untuk memastikan bahwa hanya individu dengan standar moral tinggi yang dapat bergabung dalam organisasi. Jika terdapat celah dalam proses rekrutmen, besar kemungkinan individu dengan kecenderungan penyalahgunaan wewenang dapat lolos dan merusak sistem dari dalam.