31 Agustus 2024 -- Gerakan Ayo Peduli Sesama dan Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago menyelenggarakan Kajian Sabtu Pagi dengan tema "Shubuh Menggapai Keberkahan," yang dipimpin oleh Ustadz Abdul Muhaemin, seorang guru senior di pesantren tersebut. Kajian ini bertujuan untuk mendalami konsep ikhtiar dan tawakkal dalam perspektif Al-Qur'an, yang merupakan prinsip fundamental dalam ajaran Islam.
Ikhtiar dan Tawakkal: Konsep yang Saling Melengkapi
Dalam kajiannya, Ustadz Abdul Muhaemin menyoroti signifikansi integrasi antara ikhtiar dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari. Beliau menjelaskan bahwa kata "tawakkal" diulang sebanyak 70 kali dalam Al-Qur'an, menegaskan sentralitas konsep ini dalam ajaran Islam. Salah satu ayat yang dijadikan landasan adalah QS. Ali 'Imran: 159, yang menginstruksikan Nabi Muhammad untuk bertawakal setelah membuat keputusan.
"Setiap usaha yang dilakukan harus disertai dengan tawakkal, yaitu penyerahan hasilnya kepada Allah," jelas Ustadz Abdul Muhaemin. Beliau juga mengutip QS. At-Thalaq: 2-3, yang dikenal sebagai Ayat Seribu Dinar, di mana Allah memberikan janji tentang jalan keluar dan rezeki yang tidak terduga bagi mereka yang benar-benar bertawakal.
Contoh Penerapan Ikhtiar dan Tawakkal dalam Sejarah
Ustadz Abdul Muhaemin tidak hanya membahas teori, tetapi juga menyajikan kisah-kisah Imam Malik dan Imam Syafi'i sebagai contoh penerapan konkret dari ikhtiar dan tawakkal. Kisah-kisah ini menggambarkan pentingnya usaha yang konsisten dan kepercayaan total kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan.
"Seandainya surga sudah pasti diperoleh, maka manusia mungkin tidak akan berusaha. Ikhtiar adalah bentuk tanggung jawab kita di dunia, sedangkan tawakkal adalah penyerahan hasil kepada Allah," tambahnya, menekankan bahwa ikhtiar dan tawakkal adalah dua sisi dari satu koin yang harus berjalan beriringan.
Keberkahan Melalui Tawakkal
Ustadz Abdul Muhaemin juga menekankan bahwa tawakkal yang tulus akan menghasilkan rasa ridha terhadap segala ketentuan Allah, yang merupakan karakteristik utama dari seorang mukmin yang merasakan kemanisan iman. Beliau menutup kajian dengan doa agar pembangunan pesantren dapat dimudahkan dan segera terlaksana tahun ini, menunjukkan bahwa prinsip ikhtiar dan tawakkal juga relevan dalam konteks kolektif seperti pembangunan lembaga pendidikan.
Dengan selesainya kajian ini, diharapkan para peserta dapat menerapkan konsep ikhtiar dan tawakkal dalam kehidupan mereka sehari-hari, serta selalu bergantung pada Allah dalam setiap langkah yang diambil. Semoga kajian ini menjadi media untuk memperkuat iman dan mendekatkan diri kepada Allah, serta meraih keberkahan di dunia dan akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H