Agrowisata Salib Putih terletak di kaki Gunung Merbabu yang berbatasan dengan kabupaten Semarang dan kota Salatiga. Â Agrowisata ini memiliki pemandangan yang begitu indah untuk dikunjungi bersama dengan sahabat dan keluarga atau orang-orang terdekat.Â
Selain itu banyak spot-spot yang menarik di agrowisata ini seperti camping ground, kolam berenang, dan outbond. Spot-spot yang ada bisa digunakan untuk berselfie dengan background pemandangan kota salatiga, perkebunan kopi, teh , cengkeh, kapas, serta menikmati keindahan gunung Merbabu.Â
Tak hanya itu, Agrowisata Salib Putih memiliki peternakan sapi perah yang dapat dikunjungi dan merasakan susu sapi murni dan juga Agrowisata ini memiliki fasilitas penginapan berupa Hotel De Emerik yang fasilitas lengkap dan tersedia dengan harga yang bervariasi dan murah.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/12/09/6847-5c0d475943322f62d01e5ac2.jpg?t=o&v=770)
Dan harga yang ditawarkan ketika memasuki agrowisata tersebut tidaklah terlalu mahal, jika hanya untuk berselfi ria dengan background pemandangan tidaklah ada pungutan biaya apapun, namun perlu diperhatikan adalah kebersihan agar tidak mencemari lingkungan yang ada di kawasan agrowisata salib putih.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/12/09/pemandangan-gunung-merbabu-5c0d4760c112fe77e131cd07.jpg?t=o&v=770)
Dimana people yang berkaitan dengan sosial masyarakat dengan adanya agrowisata Salib Putih, kemudian Profit yang mengarah kepada berkelanjutannya perekonomian pihak pengelola agrowisata Salib Putih dan juga masyarakat yang ada disekitarnya, serta Planet berhubungan dengan kualitas lingkungan atau sumber daya  yang dimanfaatkan sebagai agrowisata Salib Putih.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/12/09/panahan-20170624-090742-5c0d479512ae9437d0488bae.jpg?t=o&v=770)
Keberadaan awal dari adanya Agrowisata Salib Putih merupakan peran dari seorang berkebangsaan Belanda yang bernama De Emmerick pada tahun 1902 yang tergerak  bersama istrinya untuk membantu para pengungsi dengan mendirikan barak - barak penampungan untuk kurang lebih 300 jiwa akibat dari bencana alam meletusnya gunung Kelud di Jawa Timur  pada tahun 1901 yang berdampak ke daerah tersebut.Â
Seiring berjalannya waktu, tempat penampungan ini menjadi Yayasan Sosial Kristen Salib Putih (YSP) dan berganti menjadi bernama Pondok Remaja Salib Putih kemudian berganti nama menjadi Agrowisata Salib Putih.
Agrowisata Salib Putih yang mempertontonkan nilai seni secara estetika karena adanya penataan tanaman hias yang menarik pengunjung untuk langsung take a picture terutama kaum Hawa. Untuk menunjang penataan dan merawat tanaman hias membutuhkan tenaga kerja, sehingga membuka peluang kerja untuk masyarakat sekitar untuk dapat bekerja di Agrowisata tersebut.
Aspek Ekonomi (Profit)
Pengelolaan Agrowisata Salib Putih melibatkan pihak - pihak seperti perawatan dan pengelolaan taman,pengelolaan dan penyediaan camping ground, dan lain sebagainya. Sehingga disini keterlibatan tenaga kerja yang banyak ini tentunya merupakan keuntungan bagi pihak pengelola serta pendokrak ekonomi bagi masyarakat sekitar.Â
Dari beberapa penelitan pajak, Agrowisata Salib Putih merupakan salah satu penyumbang pajak terbesar di kota Salatiga, yang mungkin tidak diketahui oleh masyarakat. Hal tersebut disampaikan dalam Kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa FEB UKSW angkatan 2016 yang mengambil matakuliah perpajakan.Â
Profit lainnya bagi pengelola Agrowisata Salib Putih adalah peternakan sapi  yang menghasilkan susu sapi perah. Selain itu, budidaya kopi, kapas, teh, dan cengkeh sebagai penguat ekonomi bagi masyarakat di sekitar Agrowisata tersebut. Â
Aspek Lingkungan (Planet)
Keberlanjutan yang penting adalah dari aspek lingkungan. Dengan adanya peternakan sapi perah yang ada di dalam Agrowisata Salib Putih yang menghasilkan kotoran tersebut dapat diolah oleh pihak Agrowisata sebagai pupuk organik bagi tanaman hias yang ada disekitar.Â
Hal tersebut bertujuan untuk menekan pengeluaran biaya pupuk, serta dengan adanya penambahan pupuk organik  bermanfaat bagi tanah disekitar agrowisata tersebut. Pupuk organik secara tidak langsung dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi yang ada didalam tanah sehingga tidak terjadi kemunduran pada tanah tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI