Mohon tunggu...
Bangun
Bangun Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

just share

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mata Lele Sebagai Pupuk Nitrogen Organik Bagi Tanaman

2 Maret 2018   22:43 Diperbarui: 3 Maret 2018   14:28 2702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa minggu yang lalu, dalam praktikum mata kuliah Kesuburan dan Kesehatan pada Tanah, saya mendapatkan tugas untuk mencari tanaman Azolla, yang ada dibenak saya waktu itu adalah sejenis tanaman yang seperti layaknya tanaman, namun ketika saya browsing saya jadi terpikirkan dulu ketika saya masih SD atau bisa dibilang jadul(jaman dulu), di sekitar lingkungan tempat saya tinggal banyak terdapat empang atau persawahan dan banyak terdapat mata lele yang mengambang dipermukaan air, saya berpikir waktu itu adalah sebuah ikan kecil dan karena banyak sekali warga di sekitar lingkungan saya terutama bapak-bapak berebutan untuk mencari dan mengambil mata lele tersebut untuk mereka pelihara di rumah karena perilaku orang disekitar rumah saya dan juga  terpengaruh oleh perkataan teman-teman saya, akhirnya saya  juga tertarik untuk mencari dan memeliharanya di rumah dan berpikir kalo mata lele itu bisa berkembang menjadi ikan. Mungkin itu adalah salah satu pemikiran saya yang terlalu bodoh, maklum dulukan mbah GOOGLE tidak sepopuler sekarang.

Seiring berjalannya waktu dan pengetahuan, saya yang polos atau mungkin terlalu bodoh, akhirnya tahu bahwa mata lele itu dikumpulkan tersebut digunakan sebagai pakan untuk ikan terutama untuk pakan ikan lele makanya disebut mata lele dan tidak hanya digunakan sebagai pakan ikan saja, namun ternyata mata lele pun ternyata bermanfaat untuk tanaman untuk penyedia nitrogen tambahan bagi tanaman selain yang berada didalam tanah ataupun dari pupuk yang diberikan oleh petani.

Berangkat dari kesalahan saya terdahulu dan saya tidak akan mengulangnya kembali, maka disini saya akan membagikan ilmu yang saya ketahui dari perkuliahan mengenai mata lele, agar tidak berpikiran kolot seperti saya. Semua pasti tahu, apa itu makanan? Tanaman itu seperti halnya dengan manusia membutuhkan makanan yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangannya, bedanya jika pada tanaman makanan utama berupa unsur hara (makro)  yaitu N (Nitrogen), P(Phospat), dan K(Kalium). Pada tanaman makanan yang paling banyak dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar adalah N (Nitrogen) dan P (Fosfor).

Kenapa Nitrogen menjadi makanan yang paling banyak dibutuhkan untuk tanaman?? Menurut ilmu yang saya dapat dari perkuliahan lagi hehe, Nitrogen seperti founder bagi sebuah tanaman seperti pembentukan klorofil daun, protoplasma, protein, dan asam-asam nukleat pada tanaman, si founder (Nitrogen) mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan hidup pada tanaman. 

Nitrogen di atmosfer tempat kita tinggal ini sangat melimpah, akan tetapi Nitrogen di dalam tanah untuk kebutuhan bagi tanaman sering mengalami defisiensi (kekurangan) Nitrogen, akibat dari unsur hara yang sangat mobile(dapat berubah bentuk) sehingga nitrogen yang diberikan kepada tanaman hanya menyerap sedikit tetapi selebihnya menguap ke udara dan berubah bentuk sehingga terjadi defisiensi.

Nitrogen yang sering mengalami defisiensi pada tanaman, membuat petani harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli pupuk yang banyak mengandung nitrogen, agar memperoleh produktivitas yang tinggi dari tanaman tersebut. Namun, petani mengabaikan kerusakan tanah dan lingkungan yang ditimbulkan akibat terlalu banyak menginput pupuk terutama pupuk kimia sintesis yang mengakibatkan semakin banyaknya residu yang tertinggal dan akhirnya menumpuk pada lahan tersebut yang akhirnya menyebabkan terjadinya degradasi atau terkikisnya tanah suatu lahan dan fatalnya tidak dapat lagi digunakan untuk pertanian.

Sekarang saya akan membagikan ilmu yang saya dapatkan dari perkuliahan saya mengenai apa kaitan antara mata lele yang sering kita jumpai mengapung dipermukaan air empang atau persawahan dengan tanaman dan dengan si founder (Nitrogen) itu??

Mata lele atau dalam bahasa latin Azolla pinnata merupakan jenis tumbuhan pakuan air yang hidupnya bersimbiosis dengan endofitik yang dikenal dengan nama Anabaena azollae(alga hijau biru) yang membantu mata lele untuk dapat menangkap nitrogen yang bebas di udara dan terjadi proses memfiksasi N2 pada mata lele dan mengubahnya dalam bentuk ammonia NH4+ yang tersedia bagi tanaman. Memfiksasi nitrogen merupakan salah satu proses agar nitrogen yang dalam bentuk gas-gas di udara atau bentuk lain, dapat tersedia bagi tanaman. 

Hubungan antara mata lele dan Anabaena azollae bersifat mutualisme, karena untuk proses untuk menangkap nitrogen kemudian memfiksasinya terjadi di simbiosis atau pada Anabaena azollae, kenapa Anabaena azollae tidak sendiri saja dalam menangkap nitrogen?? Karena energi berupa ATP pada alga hijau biru (Anabaena azollae)tidak mampu untuk dapat mengambil nitrogen yang terdapat di udara, maka dari itu meminta bantuan mata lele untuk mengambilnya.

Berdasarkan dari sedikit pengetahuan saya, mata lele dapat digunakan sebagai alternative pengganti pupuk anorganik yang selama ini petani gunakan. Karena menurut beberapa penelitian penggunaan pupuk anorganik untuk menyediakan nitrogen, hanya terdapat 29-45 %  yang ditemukan di dalam tanaman dan sekitar 50% hilang karena yang tadi saya sebutkan kalo si founder ini mudah berubah bentuk. 

Kemudian dari beberapa jurnal penelitian yang saya baca pemanfaatan mata lele sebagai pengganti pupuk anorganik pada komoditas padi dapat menghasilkan hasil panen yang tidak jauh berbeda dengan menggunakan pupuk anorganik, dan juga selain itu menjaga tanah agar tidak mengalami degradasi akibat terlalu banyaknya bahan kimia di tanah. Terakhir pemanfaatan mata lele juga tentunya menekan biaya pengeluaran petani untuk bertanam.

Dari tulisan ini saya mengajak untuk kita semua mengetahui kekayaan alam yang ada disekitar kita yang dapat kita manfaatkan tanpa harus merusak ciptaan yang telah Sang Maha Kuasa ciptakan. Dari sini juga saya berharap para petani agar tidak lagi takut mengalami kerugian akibat menggunakan semua input untuk komoditas yang dibudidayakan berasal dari organik, karena jika kita tahu cara pengelolaan yang baik maka bukan kerugian yang datang kepada kita keuntungan yang sangat banyak kita dapat.

                                                                                                                                    

Maju Kita!!! Maju Pertanian Indonesia!!!!

Daftar pustaka:

Sudhana,B. 2014. Penggunaan Azolla Untuk Pertanian Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Solusi.Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa.Vol 1 (2). Hal 72-81.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun