Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa utusan Allah?

21 Januari 2025   06:41 Diperbarui: 21 Januari 2025   06:41 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diri kita sendirilah yang harus mempertanggung jawabkan dihadapan Allah.

Al Qur'an surat Al Muddatstsir ayat 38. Tiap - tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.

Kembali ke pokok bahasan meneladani nabi. Sudah sepatutnya kita sebagai manusia, selalu bersyukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Mengapa? Karena kita diciptakan sebagai manusia yang ditugasi sebagai Khalifah Allah, atau Wakil Allah dimuka bumi dengan dibekali sifat ke Illahian layaknya sifat -- sifat Yang Maha Suci.

Kecuali itu agar manusia tetap dapat menjaga kesucian dirinya Allah pun masih terus menjaga, dan memeliharanya dengan memerintahkan malaikat untuk menjaga. Dan mengutus seorang nabi agar dapat menjadi panutan, dan teladan bagi pengikutnya di muka bumi ini.

Sebelum nabi wafat sudah pasti para sahabat, dan umat dapat melihat secara langsung figur, dan kiprah atau sepak terjang Beliau dalam kese-hariannya. Tetapi setelah Beliau wafat, sudah pasti kita sebagai penganut Islam tidak dapat lagi melihat secara langsung figur Beliau, kecuali kiprah atau sepak terjang Beliau yang diriwayatkan dalam Al Qur'an. Tetapi Allah Maha Kuasa, dan Maha Memelihara oleh karena itu Allah sudah menyiapkan figur pengganti berupa ..................................

Semesta alam atau jagad raya seisinya 

termasuk diri manusia.

Dengan demikian penganut Islam dapat melihat secara langsung tergelarnya semesta alam ini, layaknya melihat sepak terjang nabi tatkala Beliau masih hidup. Kemudian diyakini kebenarannya lalu dicontoh selama kita melakoni perjalanan hidup, dan kehidupan di atas dunia ini demi terpelihara, dan terjaganya kesucian kita.

Benarkah semesta alam atau jagad raya seisinya atau ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis dapat menggambarkan kiprah nabi semasa hidupnya? Mari kita mengaji beberapa ayat Allah yang tidak tertulis, dengan melihat secara langsung kebenarannya lalu diyakini dan dilaksanakan sehingga kita dapat berkiprah, layaknya kiprah nabi Muhammad, SAW.

Kepada saudaraku pembaca budiman, mohon bersabar penjelasan tentang ayat - ayat Allah yang tidak tertulis akan dijelaskan dalam artikel selanjutnya. Terima kasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun