Selamat berjumpa kembali saudaraku.
Judul ini merupakan kelanjutan judul Kawah Candradimuka pendadaran ke enam. Masih ingatkan saudaraku dengan uraian tentang teh nasgithel? Mari kita ikuti uraian selanjutnya.
Sejalan dengan alur pikir percakapan tentang teh nasgithel, dan roti mari kita alihkan pandangan kita ke arah yang maha luas, dan maha besar berupa semesta alam atau jagad raya seisinya termasuk diri manusia, dikenal sebagai ayat -- ayat Allah yang tidak tertulis.
Untuk menyegarkan ingatan kita, mari kita simak kembali saat Allah menciptakan manusia. Singkat ceritanya setelah terbentuk wadag atau badan manusia dari sari patinya tanah, kemudian ditiupkan ruh kedalamnya maka jadilah manusia sempurna.
Al Qur'an surat Shaad ayat 72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya."
Atas uraian tersebut kita hendaklah meyakini bahwa manusia ..............
Apapun suku bangsa dan bangsanya apapun warna kulit danÂ
bahasanya apapun status sosial ekonomi danÂ
agamanya terdiri atas dua unsur besarÂ
yaitu unsur nyata dan unsur gaib.
Kalau demikian halnya, bolehkah kita menyebut bahwa manusia adalah wajah Allah? Tentu saja pernyataan ini tidak benar.
Benarnya manusia adalah wajah Dzat AllahÂ
yang ada didalamnya.
Artinya wajah manusia sudah pasti berbeda
 tetapi Dzat AllahÂ
yang ada didalamnya sama.
Sehubungan dengan hal tersebut hendaklah kita percaya, dan meyakini bahwa ciptaan Allah berupa semesta alam atau jagad raya seisinya .........................................
Apapun wujud sosok atau makhluknya adalahÂ
wajah Dzat Allah yang ada didalamnya.
Dengan demikian kita hendaklah dapat mempercayai, dan meyakini sekaligus menyaksikan bahwa .............................................
Keberadaan Allah meliputi semesta alamÂ
atau jagad raya seisinya termasukÂ
diri manusia.
Oleh karena itu Allah memberi petunjuk kepada kita yang mempercayai, dan meyakini bahwa Allah adalah cahaya langit dan bumi.
Al Qur'an surat An Nuur ayat 35. Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur ( sesuatu ) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya ( saja ) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya ( berlapis-lapis ), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Sehubungan dengan uraian tersebut hendaklah kita dapat memahami, dan menyadari bahwa .....................
Semua ciptaan Allah yang tergelar di semesta alam atau di jagad rayaÂ
seisinya ini terdapat di dalamnya Dzat atau sebagian dan bagianÂ
yang tidak terpisahkan dari Yang Maha Pencipta.
Oleh karena itu .........
Mempunyai keterhubungan satu dengan yang lainnyaÂ
apapun wujud sosok atau makhluknya.
Dari semua yang telah diuraikan tadi, mari kita akhiri mengucap: tergantung dengan yang di atas, tergantung dengan yang di atas, tergantung dengan yang di atas yang telah menjadi kebiasaan selama ini. Karena pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Allah dipersepsikan layaknya wujud sosok atau makhluk yang duduk di atas Arsy layaknya seorang raja, duduk di singgasana dikelilingi para hulubalang dalam hal ini malaikat.
Padahal sesungguhnya Allah bersama ciptaan-NyaÂ
termasuk diri manusia dimanapun berada.
Dari penjelasan tadi mudah-mudahan kita sadar, dan tidak perlu jauh-jauh mencari Allah keluar diri kita, sudah pasti tidak akan ketemu karena........
Allah bersama atau menyertai kitaÂ
dimanapun kita berada.
Al Qur'an surat Al Hadiit ayat 4. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Mengingat Allah merupakan cahaya langit, dan bumi yang keberadaannya meliputi semesta alam atau jagad raya seisinya termasuk diri manusia, sehingga kemanapun kita menghadap disitu wajah Allah.
Hendaklah kita selalu ingat, dan sadar bahwa ................................
Di jagad raya ini tidak ada Dzat lain selain Allah yang dapat menyamaiÂ
atau melebihi kebesaran, dan kekuasaan-NyaÂ
yang meliputi semesta alam seisinya. Â
Sebagai simpulan mewajibkan kita untuk ......................................Â
Tidak menyekutukan-Nya dengan sosok atau makhluk lainÂ
apapun wujudnya dalam perbuatan, tingkah laku,Â
dan tutur kata kita sehari -- hari.
Sampai disini dahulu pertemuan kita, dan akan kita lanjutkan dalam pertemuan berikutnya, terima kasih dan sampai jumpa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H