Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kawah Candradimuka Pendadaran Ketiga

5 Agustus 2024   06:48 Diperbarui: 5 Agustus 2024   06:50 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa demikian? Nah disinilah yang kita harus selalu ingat, sadar, dan waspada dalam berbuat, bertingkah laku, dan bertutur kata kepada orang atau pihak lain. Karena meskipun pihak lain atau orang itu ..............................

Berbeda suku bangsa dan bangsanya, berbeda warna kulit dan bahasanya, berbeda status sosial ekonomi dan agamanya namun didalamnya terdapat Dzat Allah yang sama. 

Jadi perbuatan, tingkah laku, dan tutur kata kita yang sedyanya ditujukan kepada pihak lain, sesungguhnya tertuju kepada Allah. Oleh karena itu janganlah kita merasa bangga, bersukacita, dan berbahagia manakala berbuat buruk kepada pihak atau orang lain, karena hakekatnya perbuatan itu tertuju kepada Allah.

Mari kita biasakan ..........................................................

Manakala kita memandang orang atau pihak lain apapun wujudnya, hendaklah kita biasakan untuk memandang siapa yang ada dalam perwujudan tersebut.

Al Qur'an surat Al Israa' ayat 7. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.

Dan inilah hendaknya yang pertama kali disadari, dan diwujudkan oleh umat yang mengaku pengikut nabi sekaligus memposisikannya sebagai ......................................

Bangunan kokoh pondasi diri agar teguh dalam melakukan perjalanan selama melakoni hidup dan

kehidupan di atas dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun