Gatotkaca dideskripsikan atau diilustrasikan sebagai Kesatria sakti mandraguna: Otot kawat, tulang besi, dan kulit tembaga. Tidak mempan terhadap berbagai senjata seampuh apapun. Berperang tanpa senjata, karena dengan berkonsentrasi penuh lalu memikirkan sebuah senjata, tangan atau anggota tubuh lainnya berubah seolah-olah menjadi senjata sesuai yang ada dalam pikirannya. Dapat terbang tanpa sayap, panas tidak kepanasan, hujan tidak kehujanan, melewati tanah angker tidak kesurupan.
Penggalan ceritera tentang penggemblengan sang Gatotkaca dalam kawah Candradimuka tadi, hakekatnya hanya sekedar menganalogikan atau mengalur pikirkan sama dengan saat Allah berfirman kepada para malaikat.
Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dan terciptalah wadag manusia dari tanah, atau dari saripatinya tanah kemudian ditiupkan Ruh kedalamnya. Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu,  dan fitrah Allah tidak mengalami perubahan. Karena  itu  manusia memiliki sifat -- sifat layaknya sifat Yang Maha Suci. Yang tadi kita simpulkan dengan sebutan Sang Suci, dan diutus menjadi wakil Yang Maha Suci atau khalifah Allah dimuka bumi.Â
Oleh nenek moyang apa yang terdapat dalam wadag manusia atau Sang Suci tadi, dikiaskan layaknya seorang Satrio atau Kesatria. Piningit (bahasa Jawa) yang berarti tersembunyi atau tidak tampak mata atau tan kasat mata, yang oleh leluhur tanah Jawa Sang Suci tadi dikiaskan dengan sebutan Satrio Piningit. Hanya sayangnya tidak semua manusia menyadari bila dirinya adalah utusan Allah.                 Â
Perihal kesaktiannya justru Satrio atau Kesatria ini maha sakti; Manakala orang atau manusia telah sampai ketingkat pemahaman akan jati dirinya, dan telah yakin bahwa dirinya ketempatan Sang Suci; Orang tadi akan memahami bahwa...............................................
Sesungguhnya semua tingkah laku, perbuatan, dan tutur katanya sehari-hari tidak lain adalah wujud-nyata dari sifat, dan kehendak Yang Maha Suci.
Untuk menunjukkan ke maha saktiannya, orang tersebut tinggal mengatakan jadilah maka terjadilah. Benarkah? Â Benar!
Al Qur'an surat Yaasiin ayat 82. Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya :" Jadilah!" Maka terjadilah ia.
Orang tentu akan berkata, iya saja Gatotkaca dapat menjadi sakti mandraguna karena digembleng para dewa di kawah Candradimuka. Itukan di jagat pewayangan, kalau di jagat nyata atau di dunia nyata ini mana ada yang namanya kawah Candradimuka!
Nanti dulu, jangan tergesa - gesa mengatakan tidak ada kawah Candradimuka di dunia ini, ada!