Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menempatkan Al Qur'an dalam Hati

20 Desember 2023   09:21 Diperbarui: 20 Desember 2023   09:27 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah membaca, dan mengaji atau mempelajari Al Qur'an sudahkah kita dapat menemukan butir -- butir makna yang tersirat atau butir -- butir makna yang tersembunyi atau butir -- butir makna batiniah yang terkandung di dalamnya, dan menempatkan di dalam hati sebagai filter rasa?

Filter rasa ini selanjutnya kita posisikan sebagai standar penilaian atau standar evaluasi diri, dan sebagai pedoman serta tuntunan selama kita melakoni hidup di atas dunia ini? Karena hanya diri kita sendirilah, yang dapat merubah apa yang ada dalam diri kita, bukan orang lain apapun sebutan, dan predikatnya.

Al Qur'an surat Ar Ra'd ayat 11. Bagi manusia ada malaikat - malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Al Qur'an diwahyukan kepada nabi Muhammad sekitar 14,5 abad yang silam, dan sebagai umat pengikut nabi mestinya memposisikan Al Qur'an sebagai pedoman hidup selama melakoni hidup di atas dunia ini. Mari kita evaluasi bersama, sudahkah Al Qur'an dipedomani, dan dilaksanakan atau diamalkan sesuai petunjuk-Nya demi terwujudnya kedamaian di atas dunia ini? Sudahkah terwujud cahaya terang benderang bagi umat manusia?

Kalau kita mau jujur menilainya, tampaknya pelaksanaan Al Qur'an hingga saat ini masih perlu dievaluasi, dan diluruskan.

Mengapa? Karena Al Qur'an yang sesungguhnya adalah petunjuk Allah atau firman Allah umumnya justru dibelokkan arahnya, dan diturunkan derajatnya hanya sebatas mantra, dan jimat belaka layaknya yang dapat kita lihat di media sosial. Diantaranya:  Putar 10 menit saja. Tangis pecah!! Putar ayat ini 1 x saja. 20 milyar dikirim orang tak dikenal; Ada lagi: Baca 1 x saja subuh pagi hari. Pembuka 1.000 pintu rezaki, sehat, panjang umur, hajat terkabul, hidup tenang bebas hutang. Cukup putar dan dengarkan. Dan masih banyak lagi pernyataan -- pernyataan senada yang berlalu lalang di media sosial.

Kondisi seperti itu sangatlah memprihatinkan karena dapat menjerumuskan, atau menyesatkan umat. Mengapa? Karena bukannya mengajari, dan mendorong umat agar memahami petunjuk-Nya sehingga dapat melaksanakannya dengan baik, dan benar tetapi justru akan menjauhkan umat dari petunjuk Allah yang katanya diimani. 

Apakah pernyataan-pernyataan seperti itu sudah benar, dan tepat sebagai wujud pengamalan atau wujud pelaksanaan ayat -- ayat Allah? Atau justru sebaliknya merupakan wujud pengingkaran atau wujud pendustaan ayat-ayat Allah yang cenderung melecehkan, dan menurunkan derajat Al Qur'an hanya sebatas mantra, dan jimat belaka? Silahkan dinilai sendiri.

Kita harus berani jujur menilainya manakala kita ingin memperbaiki diri, kalau benar dikatakan benar, kalau salah dikatakan salah terhadap apa -- apa yang telah kita kerjakan selama ini, lalu bergegas untuk memperbaikinya menuju ke jalan yang baik, dan benar sesuai petunjuk Allah.

Tidak usah merasa malu untuk menyalahkan diri kita sendiri, karena tidaklah mungkin kita akan dapat melakukan perbaikan atas diri kita tanpa mau mengetahui, dan tanpa mau mengakui kesalahan diri kita sendiri.  

Amat berat resikonya manakala kita melanjutkan hal -- hal yang belum sesuai dengan petunjuk-Nya, karena apapun yang kita lakukan kita sendirilah yang harus mempertanggung jawabkan dihadapan Allah. Sebagaimana difirmankan dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 39. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Al Qur'an adalah petunjuk Allah, oleh karena itu tidak elok manakala hanya sekedar dibaca, dan dihafalkan lebih -- lebih dalam bahasa yang tidak dimengerti. Justru Al Qur'an hendaklah dibaca dengan bahasa yang dimengerti dalam hal ini bahasa kita sendiri Indonesia atau bahasa yang dimengerti, agar memahami makna batiniahnya lalu kita amalkan atau laksanakan. Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

Sebagai contoh ayat bismillahirrohmanirrohim, yang arti dalam bahasa Indonesianya dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.  

Ruh yang ditiupkan ke dalam diri manusia berasal langsung dari Yang Maha Suci, dan yang tidak lain merupakan sebagian, dan bagian yang tidak terpisahkan dari Yang Maha Suci, oleh karena itu sesungguhnya manusia mempunyai sifat -- sifat ke-Illahian layaknya sifat Yang Maha Suci.

Dengan demikian maka manusia antara lain memiliki sifat pengasih, dan penyayang layaknya sifat -- sifat Yang Maha Suci. Setelah memahami makna tersebut ya mestinya kita tidak hanya mengucapkan, dan menghafalkan kata bismillahirrohmanirrohim sekian kali dalam sehari. Tetapi hendaklah mengamalkan sifat pengasih, dan penyayang dalam setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata kita sehari -- hari.

Untuk dapat bertindak demikian tentunya diperlukan latihan secara rutin, dan terus menerus tanpa terputus dalam keseharian.  Misal sejak dini dibiasakan kepada anak -- cucu. Ketika anak akan berangkat ke sekolah TK dan atau SD orang tua membiasakan memberinya bekal (Jawa = bontot) kepada anak -- anak, sambil dipesan: nak nanti bila kamu memakan bekal, dan melihat temanmu tidak membawa bekal berilah dia, dan ajaklah dia untuk makan bekal bersamamu. Dan bila kamu diberi sesuatu oleh teman atau siapapun orangnya,  jangan lupa mengucapkan terima kasih. Kecuali itu nak, bila kamu melihat temanmu membawa barang bawaan agak kerepotan, tanpa diminta kamu dekati dia, dan bantulah untuk meringankan beban kerepotannya.

Dengan cara sederhana tersebut kita dapat memberi latihan kepada anak - cucu agar tertanam sifat pengasih, dan penyayang kepada sang anak. Sehingga pada dewasanya nanti sifat pengasih, dan penyayang telah tertanam dalam hati yang akhirnya membudaya sehingga tercermin dalam setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata sehari -- harinya bukan hanya kepada sesama teman, tetapi kepada sesama makhluk ciptaan Allah.

Mudah -- mudahan dengan cara seperti itu, akhirnya kita dapat menempatkan kata bismillahirrohmanirrohim yang tidak lain adalah ayat Al Qur'an di dalam hati. Demikian seterusnya secara bertahap akhirnya makna batiniah Al Qur'an dapat tertanam dalam hati, dan membudaya sehingga akhirnya membudaya, dan  tercermin dalam setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata kita sehari -- hari. Atau dengan kata lain perjalanan kita di atas dunia ini, tak ubahnya perjalanan dari Al Qur'an itu sendiri. 

Al Qur'an surat Asy. Syu'aara ayat 192. Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, ayat 193. dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), dan ayat 194. ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, ayat 195. dengan bahasa Arab yang jelas. 

Demikian uraian singkat tentang cara menempatkan Al Qur'an di dalam hati. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun