Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Layaknya Perjalanan Al Qur'an

9 November 2023   06:59 Diperbarui: 9 November 2023   07:05 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Tetapi kalau membacanya sebagai pelajaran dan ditujukan kepada diri kita sendiri tentunya akan berpikir, kira -- kira apa hikmat atau hikmah yang akan saya peroleh manakala saya membaca petunjuk Allah ini. Paling tidak kita harus dapat mengambil makna yang tersirat atau makna tersembunyi, atau makna batiniah yang ada di dalamnya, diantaranya saya jangan sampai menjadi orang yang sombong. Sebab, kalau saya menjadi orang yang sombong berarti tidak ada beda antara saya dengan iblis, setan, dan sebangsanya serta termasuk ke dalam golongan orang -- orang yang kafir.

Hanya bedanya iblis adalah makhluk ciptaan Allah yang tidak tampak mata atau tidak kelihatan atau tan kasat mata, sedangkan manusia meru-pakan iblis, setan dan sebangsanya yang tampak mata, atau kelihatan, atau kasat mata.

Al Qur'an surat surat Al An'aam ayat 112. Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap - tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan - syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkata-an yang indah - indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggal kanlah mereka dan apa yang mereka ada - adakan.                                     

Hasil kajiannya ditempatkan di dalam hati, 

dan selalu di ingat 

saya tidak menjadi orang yang sombong.

Mudah bukan? Iya mudah kalau hanya sekedar mengatakan saya tidak menjadi orang yang sombong, tetapi tidak mudah, dan cenderung berat manakala kita ingin mewujudkan diri agar tidak menjadi orang yang sombong.

Mengapa tidak mudah, dan justru cenderung berat? Karena kita harus berhadapan dengan musuh nyata kita, berupa nafsu dalam diri kita yang berkiprah atas kendali iblis, setan, dan sebangsanya.

Oleh karena itu hendaklah kita selalu ingat ( mendirikan shalat ), dan sadar selama melakoni hidup dan kehidupan di atas dunia ini. Jangan sampai hanya karena kekuasaan atau jabatan, lalu menjadikan diri kita sombong. Jangan sampai hanya karena harta dan anak, lalu menjadikan diri kita sombong. Jangan sampai hanya karena paras yang cantik, lalu menjadikan diri kita sombong. Jangan sampai hanya karena paras yang ganteng, lalu menjadikan diri kita sombong. Jangan sampai hanya karena berebut pengaruh, lalu menjadikan diri kita sombong, dan seterusnya, dan seterusnya, dan seterusnya.

Kita patut mengucap syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kita ditunjukkan langsung, bahkan mungkin mengalami peristiwa yang menunjukkan wajah -- wajah kesombongan.

Peristiwa apakah itu? Hari Raya Idul Fitri 1444 H tahun 2023. Sudah dapat dipastikan bahwa di tahun 2023, di negeri yang sama-sama kita cintai ini pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H tidak dirayakan dalam waktu yang bersamaan oleh warga bangsa yang merayakan, atau minimal dalam 2 waktu yang berbeda bahkan bisa 3 atau lebih waktu pelaksanaannya. Mengapa bisa demikian?

Ya karena masing -- masing kelompok orang merasa yang paling benar cara, atau metoda penetapan awal Idul Fitri-nya.

Pertanyaannya, adakah yang namanya kebenaran itu lebih dari 1?

Tentu jawabannya tidak ada!

Kalau begitu tentu ada yang salah dong!

Ya memang pasti ada yang salah, tetapi umumnya orang amat sulit untuk mengakui kesalahannya sendiri. Bahkan tak jarang untuk ngeyem -- yemi ( Jawa ) atau menghibur masyarakat biasanya pemuka kelompok mengatakan, perbedaan itu indah.

Dengan adanya perbedaan ini bisa saja di masyarakat yang pendek sumbu nalarnya memicu terjadinya masalah. Misal.

Satu kelompok orang hari ini sudah merayakan Idul Fitri, kelompok orang lainnya masih berpuasa.

Bagi yang sudah merayakan Idul Fitri tentu sudah bebas untuk makan, dan minum di siang hari. Suatu saat bertemu temannya yang masih melaksanakan puasa, karena ketidak tahuannya dia makan dan minum seenaknya, dan bahkan menawari temannya untuk makan dan minum. Meski dalam hati tentu si teman ada rasa jengkel, tersinggung, dan merasa diejek orang sedang puasa kok di ajak makan, dan minum.

Demikian juga orang yang sudah merayakan Idul Fitri karena ke tidak tahuannya,  berkunjung ke rumah temannya yang kebetulan masih melaksanakan puasa. Bisa -- bisa selama kunjungan tidak disajikan makanan dan minuman, karena tuan rumah juga tidak tahu kalau temannya sudah tidak berpuasa. Begitu pulang bisa -- bisa menggerutu, dan merasa tidak dihormati, dan muncul pikiran teman model apa itu, jauh -- jauh dikunjungi apalagi makanan selagi setetes air saja tidak keluar.

Kejadian -- kejadian tersebut bisa saja terjadi di masyarakat, bahkan bila masyarakat sumbu penalarannya pendek bisa menimbulkan masalah bukan? Oleh karena itu akan lebih indah, dan elok manakala masing -- masing kelompok orang menyadari, agar tidak menimbulkan gesekan di masyarakat penetapan awal Idul Fitri secara legowo diserahkan sepenuh nya kepada Pemerintah. Dengan demikian tidak mengajari umat untuk mengingkari atau membangkang atas ketentuan Pemerintahnya. Mengingat kelompok - kelompok orang tadi, kenyataannya adalah sama - sama warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bangga dan berbahagialah manakala

masing - masing kelompok orang tersebut

dapat turut andil dalam mewujudkan 

kerukunan di masyarakat.

Mestinya yang harus diingat, dan disadari oleh masing -- masing kelompok orang tadi, sudah bukan lagi masalah benar atau tidaknya cara atau metode penetapan awal Idul Fitrinya.

Tetapi yang harus disadari, dan diingat adalah terjadinya ke tidak serasian di masyarakat, terjadinya gesekan di masyarakat, terjadinya masalah di masyarakat, terdispersinya masyarakat, terkikisnya kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintahnya, dan itu semua yang harus dipertanggung jawabkan kelompok orang dihadapan Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Tahun ini 1444 H bulan April 2023 bolehlah terjadi perbedaan awal Idul Fitri karena memang sudah berlalu, tetapi di tahun 1445 H atau tahun 2024 dan selanjutnya semoga tidak terjadi lagi kejadian tersebut. Sebab kalau masih terjadi, ini hanya menunjukkan kegagalan dalam melaksanakan puasanya yang hanya sekedar mendapat lapar, dan haus belaka tanpa dapat meningkatkan derajat takwa yang bersangkutan.

Memang ini merupakan ujian sangat berat dalam upaya meningkatkan derajat takwa, bila diri masih dikendalikan oleh musuh nyata kita berupa hawa nafsu yang berkiprah atas kendali iblis, setan, dan sebangsanya.

Al Qur'an surat Al Hijr ayat 39. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, dan ayat 40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka."

Catatan. Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang - orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t. 

Perlu diketahui bahwa uraian sebagaimana tersebut sebelumnya, hanyalah sekedar contoh cara mengaji Al Qur'an. Selanjutnya silahkan dikaji Al Qur'annya melalui roso pangroso dengan sabar, ikhlas, dan jauh dari ketergesa - gesaan agar dapat menemukan butir -- butir makna yang tersirat atau butir -- butir makna yang tersembunyi atau butir -- butir makna batiniah yang terkandung di dalamnya, kemudian kita tempatkan di dalam hati.

Makna batiniah Al Qur'an dalam hati selanjutnya

kita fungsikan sebagai filter rasa.

Dengan filter rasa ini dapat kita pergunakan untuk mengevaluasi diri, apakah tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata kita sehari -- hari sudah sesuai dengan petunjuk Allah atau belum. Apabila sudah sesuai dengan petunjuk Allah atau firman Allah, atau Al Qur'an alhamdulillah ke depan tinggal terus kita tingkat kembangkan.

Namun bila belum sesuai dengan petunjuk Allah atau Al Qur'an, dan bahkan cenderung menyesatkan atau menjerumuskan umat, mari secara sadar kita segera berhijrah agar dapat mengikuti petunjuk Allah dengan baik, dan benar mumpung masih mempunyai waktu, dan kesempatan.

Dengan filter rasa ini kita dapat menyaring setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata kita sehari - hari sebelum keluar kepada pihak lain. Bila apa yang akan kita lakukan atau apa yang akan kita sampaikan dirasa dapat merugikan, atau dapat menyakiti, atau dapat mencederai pihak lain lebih baik tidak usah diteruskan.

Tetapi sebaliknya manakala apa yang akan kita lakukan atau apa yang akan kita sampaikan kepada pihak lain, dirasa akan dapat membuat pihak lain merasa bangga, merasa bersuka cita, dan merasa bahagia ya lebih baik disampaikan.

Di sisi lain filter rasa juga dapat kita pergunakan sebagai penyaring informasi yang datang dari pihak lain, baik perorangan maupun berkelompok dalam suatu ceramah atau pengajian. Misal. Kita berbincang dengan orang atau kita sedang mengikuti ceramah atau pengajian, bila isi pembicaraan atau isi ceramah hanya memperolok - olokkan, atau melecehkan ayat-ayat Allah dan bahkan cenderung menyesatkan, serta mendustakan sebaiknya ditinggalkan saja, sampai orang atau penceramah kembali membicarakan kebenaran sesuai petunjuk Allah.

Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an surat Al An'aam ayat 68. Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicara kan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).  

Semoga kita dapat menempatkan butir -- butir makna batiniah Al Qur'an di dalam hati, dan memfungsikannya sebagai filter rasa agar dapat menuntun perjalanan kita dalam melakoni hidup, dan kehidupan di atas dunia ini sesuai dengan sifat dan kehendak-Nya. Amiin.

Atau dengan kata lain perjalanan kita di atas dunia ini,

tak ubahnya perjalanan Al Qur'an itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun