Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendampingi Perjuangan Cucu (Kunci Koper)

26 Desember 2022   06:15 Diperbarui: 26 Desember 2022   06:20 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

dan yang bila Engkau izinkan aku mengatakan:

inilah wujud surga yang telah engkau berikan kepadaku.

Esok harinya Jum'at tanggal 26 Agustus 2022 kami serombongan mengunjungi saudara dari suami anak penulis, yang saat itu beliau sedang berada di rumah anaknya di Depok. Penulis juga menyaksikan hal yang sama dengan suasana keakraban seperti yang penulis saksikan di Jakarta kemarin. Meskipun sebelumnya penulis mengatakan dengan sebutan saudara dari suami anak saat di Yogyakarta, tetapi sesungguhnya tidak berbeda dengan hubungan anak - anak dengan temannya di Jakarta; Karena yang sesungguhnya beliau adalah tetangga dekatnya di Yogyakarta, yang sejak kecil hingga dewasanya sudah terbina hubungan emosional layaknya saudara kandung sendiri.

Direncanakan setelah silaturahmi di keluarga yang berdomisili di Depok ini, rombongan anak -- cucu kembali ke Jakarta, sedangkan penulis dan istri akan terus melanjutkan perjalanan ke Bogor untuk bersilaturahmi dengan saudara-saudara disana. Singkat ceritanya penulis menghubungi adik yang berdomisili di Depok agar bergabung dengan kami, dan akhirnya bergabung lalu pada saatnya mengantarkan penulis, dan istri ke tempat orang tuanya di Bogor.

Mengingat saat itu hari Jum'at maka pada saatnya penulis bersama anak -- cucu meninggalkan rumah menuju ke masjid dengan berjalan kaki, karena lokasi masjid memang tidak jauh dari rumah saudara. Usai Jum'atan kembali ke rumah, dan makan siang bersama. Setelah makan siang, dan beristirahat cukup penulis dan istri pamit untuk melanjutkan perjalanan ke Bogor, diantar adik yang tidak lain putra bungsu dari keluarga yang akan penulis kunjungi.

Suasana ceria, gembira dan bahagia terjadi lagi di rumah ini saat penulis, dan istri berkunjung diantarkan anak bungsunya yang berdomisili di Depok, dan cucu yang tadi disamper di sekolah saat akan menuju ke Bogor. Di tempat saudara ini semakin tambah semarak suasananya karena semua anak cucunya dapat berkumpul, meski tidak dapat datang dalam waktu bersamaan selama penulis dan istri ada di Bogor.

Hal lain yang sangat membahagiakan penulis, dan istri adalah pertemuan antara kami dengan saudara istri yang sekitar 45 tahun tidak pernah berjumpa. Beliau ini merupakan putra dari pakdhenya istri yang berdomisili di Bogor, begitu lamanya tidak berjumpa sampai sampai pada saat penulis menyalami, beliau masih bertanya kepada istri, mana suamimu?

Suasana seperti ini kalau boleh penulis ibaratkan layaknya kata -- kata

bijak berbahasa Jawa yang berbunyi: Kumpule balung pisah,

yang arti harfiahnya berkumpulnya saudara yang telah lama berpisah atau

telah lama tidak berjumpa ditemukan dan berkumpul kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun