Baru tahu alasannya mengapa si Bungsu pergi tanpa pamit, karena memang tidak biasanya demikian. Kemanapun mau pergi biasanya pamitan kepada orang  tua, lebih - lebih membawa kendaraan. Tidak lain menjemput mbak dan keluarganya ke Bandar Udara Branti, sekaligus menyembunyikan kedatangannya dari Sangatta. Alhamdulillah penulis sekeluarga dapat berkumpul, menjelang mau berangkat menunaikan rukun Islam ke 5.
Pada saat begini penulis merasa sangat bangga dan bahagia, bukan karena dibantu dana dalam menunaikan rukun Islam ke 5; Tetapi lebih dari itu, penulis dapat menyaksikan kerukunan dan kekompakan anak-anak dalam mempersiapkan, dan mengantarkan orang tuanya menunaikan rukun Islam ke 5, alhamdulillah.
Papa - mama mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian, dan bantuan kalian semua nak, baik berupa dana, pikiran, tenaga maupun do'a, sehingga orang tua kalian dapat menunaikan rukun Islam ke 5 di tahun 2010. Insya-Allah atas keikhlasan kalian semua, Â orang tua kalian diperjalankan Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci dengan lancar atas izin-Nya. Dan mendapat ridho Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci dalam menunaikan rukun Islam ke 5 ke tanah para nabi.
Namun sebelum keberangkatan ke tanah Arab ini, penulis harus melalui pendadaran terlebih dahulu dari Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci, berikut cerita singkatnya.Â
Kisah nyata penulis ini terjadi sekitar 11 tahun yang lalu, beberapa waktu sebelum berangkat ke tanah para nabi di Arab Saudi. Waktu itu penulis bersama istri naik bus DAMRI ke Bogor menjenguk saudara, dan teman -- teman paguyuban Ngupoyo Upo kependekan dari Ngupadi Pondasining Driyo Utamane Panaliti Roso (bahasa Jawa). Yang arti harfiahnya lebih kurang sebagai berikut: mencari jati diri pribadi, utamanya lewat penelitian rasa.Â
Dalam silaturahmi tersebut disamping saling bertukar kabar, bercanda ria layaknya orang bernostalgia karena memang sudah lama tidak berjumpa; Sudah barang tentu penulis menyampaikan pula niat penulis sekalian akan menunaikan rukun Islam ke 5 di tahun 2010 ini, sekalian mohon do'a restu saudara dan teman - teman agar penulis sekalian dilancarkan dalam perjalanan napak tilas nabi Ibrahim As, nabi Musa As, dan nabi Muhammad SAW.
Tidak lama penulis bersama istri di Bogor hanya sekitar 3 hari saja, namun ketika akan pulang kondisi penulis tampaknya kurang mendukung, badan terasa panas -- dingin. Tetapi tidak mungkin penulis dan istri menunda kepulangan ke Bandar Lampung, akhirnya malam hari penulis sekalian diantarkan ke pool DAMRI di dekat terminal bus Baranang Siang Bogor.Â
Selama dalam perjalanan pulang dari Bogor ke Bandar Lampung badan tetap terasa panas -- dingin, dan kerongkongan terasa sakit bila untuk menelan ludah. Dengan menahan kondisi tubuh yang kurang mendukung, akhirnya penulis sekalian sampai di rumah sekitar subuh. Eee begitu di rumah meskipun telah minum obat, Â kok badan malah terasa semakin panas - dingin, dan kerongkongan untuk menelan ludah saja sakitnya setengah mati, apalagi untuk menelan makanan.
Singkat ceritanya penulis terus dibawa ke Rumah Sakit, dan sekitar pukul 9 wib. pagi itu juga setelah menjalani pemeriksaan di Unit Gawat Darurat penulis harus menjalani rawat inap di RS Abdul Muluk Bandar Lampung selama 8 hari. Karena untuk menelan kerongkongan terasa sangat sakit, maka penulis lalu di infus, dan setiap harinya hanya makan bubur. Dengan keadaan badan terasa panas -- dingin, sudah barang tentu penulispun tidak berani untuk mandi, jadi selama 8 hari rawat inap di RS praktis penulis tidak mandi.
Ternyata rawat inap selama 8 hari di RS penulis dapat menikmati hikmahnya, dan ini semua penulis anggap sebagai tambahan bekal dari Allah Swt. bagi penulis sekalian dalam melaksanakan rukun Islam ke 5 di tanah Arab. Apa hikmah yang penulis rasakan selama di tanah Arab? Kita semua tahu bahwa cuaca di tanah Arab berbeda dengan di tempat kita Indonesia.Â
Dataran disana terdiri dari gurun pasir, panas, minim pepohonan, hembusan angin keras, dan jauh dari laut sehingga kelembaban udaranya rendah atau udaranya kering. Dengan kondisi cuaca yang demikian, bila di malam hari kita mencuci kaos ibaratnya, dan setelah dicuci kaos di gantungkan di kamar mandi saja, esok harinya kaos sudah kering, dan dapat dipakai lagi.