Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Muasal Sulam Benang di Lampung

6 Januari 2021   20:22 Diperbarui: 6 Januari 2021   20:46 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Penulis bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Balai Penelitian Kimia Semarang Jawa Tengah, kemudian pada tahun 1987 penulis pindah tugas ke Kantor Wilayah Departemen Perindustrian Propinsi Lampung. Meskipun sama -- sama dibawah naungan Departemen Perindustrian RI, namun Balai Penelitian Kimia Semarang berada langsung dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Departemen Perindustrian.

Mengawali tugas di Lampung, penulis ditempatkan di Bidang Bina Program tepatnya dipercaya sebagai Kepala Seksi Program Sektoral dan Kerjasama, pada Kanwil Departemen Perindustrian Propinsi Lampung. Karena kesibukan Kepala Bidang Bina Program, penulis ditugasi untuk menggantikan beliau memberikan materi motivasi dalam acara pembekalan Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan ( SP3 ) yang diselenggarakan oleh Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Lampung. Sesuai jadual, penulis hadir dan memberikan materi motivasi.

Dalam penugasan SP3 selanjutnya ada 1 orang yang sering berkunjung, dan berkonsultasi kepada penulis, Syukri Wahud, SE. namanya. Beliau adalah seorang Sarjana Ekonomi lulusan Universitas Syah Kuala, Aceh. Penempatan SP3 di desa - desa, lokasinya jauh dari kota Bandar Lampung. 

Penulis menyarankan kepada mas Syukri agar makan, dan bermalam dirumah penulis saja bila sedang berkonsultasi ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi. Saran dilaksanakan, dan mas Syukri menganggap penulis sekeluarga sebagai pengganti orang tuanya di rantau. Jadi mas Syukri Wahud, SE. inilah yang merupakan anak angkat laki -- laki pertama dikeluarga penulis.

Suatu sore istri berkata, pa tadi mas Syukri kesini. Mas Syukri bilang, apa boleh mengajak pacarnya main ke sini untuk berkenalan. Lalu mama bilang apa? Kata penulis. Ya boleh, tegas istri kepada mas Syukri. Lain waktu mas Syukri datang ke rumah bersama pacarnya, untuk dikenalkan kepada penulis sekeluarga. Pacarnya  juga berasal dari Aceh. Mas Syukri mengatakan kepada pacarnya, bahwa penulis sekeluarga sudah dianggap seperti orang tuanya sendiri di rantau.

Lama tidak datang ke rumah, karena mas Syukri berdomisili di desa. Ketika datang ke rumah berdua memberi kabar, eeeeee tak tahunya beliau berdua sudah menikah. Alhamdulillah. Penulis sekeluarga berucap syukur kehadirat Allah, Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa, telah dapat mengantarkan mas Syukri menjadi nahkoda dalam bahtera rumah tangganya. 

Saat berkunjung kerumah, istri mas Syukri membawa gantungan kunci khas Aceh. Istri lalu bertanya, dari mana gantungan kunci ini mbak? Dari buatan saya sendiri bu, karena kami sekeluarga di Aceh memang perajin sulam benang, jawab istri mas Syukri. Jadi mbak Syukri, bisa membuat sulam benang? Bisa, jawabnya.

Penulis dan istri lalu berembug perihal mesin jahit yang ada di rumah, agar mbak Syukri dapat mengawali kerajinan sulam benang di Lampung. Dari hasil rembugan ini akhirnya diputuskan, agar mesin jahit yang ada di rumah ini diberikan kepada mbak Syukri. Sesungguhnya mesin jahit butterfly ini dibeli baru, saat kami menikah dulu ( 1975 ). 

Tetapi karena istri memang tidak hobi menjahit, akhirnya mesin jahit baru yang tadinya berfungsi normal menjadi tidak dapat berputar rodanya, karena berkarat. Kemudian istri berkata, kalau memang mbak Syukri bisa membuat sulam benang, silahkan mesin jahit ini dibawa pulang nanti.Tetapi ibu minta maaf, mesin jahit ini harus diservis terlebih dahulu agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Mas Syukri dan istrinya merasa senang, mendapat hadiah mesin jahit ini. Kemudian berucap terima kasih, sambil berkata kalau mbak Syukri sudah terbiasa membetulkan mesin jahit sendiri. Sebagai tempat tinggal keluarga belia ini, menempati rumah geribik di komplek Balai Informasi Pertanian di Masgar Tegineneng Lampung Selatan, seizin Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Lampung waktu itu.

Untuk memacu tumbuh dan berkembangnya industri sulam benang di Lampung Selatan, Kandep / Dinas Perindustrian mengadakan pelatihan sulam benang. Mbak Syukri penulis tugasi sebagai instrukturnya, dalam pelatihan yang dilaksanakan selama 2 minggu. Menjelang pelatihan berakhir mbak Syukri ditanya, honornya mau diberikan dalam bentuk apa? Untuk kali pertama, mbak Syukri minta diberikan dalam bentuk mesin jahit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun