Penulis dipercaya sebagai Kepala Sub Seksi Penyiapan Teknis dan Penerapan Standardisasi pada Balai Penelitian Kimia ( BPK ) Semarang. Dalam rangka penyusunan konsep Standar Industri Indonesia ( SII ), dibantu teman -- teman dari bagian lain. Sejak dari mempersiapkan hingga membahas rancangan SII baik ditingkat daerah maupun ditingkat pusat, menjadi tanggung jawab penulis, seperti telah diuraikan sebelumnya.
Disisi lain, dalam upaya penerapan SII penulis mencoba mensosialisasikan arti pentingnya SII bagi perlindungan konsumen. Namun bila disosialisasikan secara langsung kepada kelompok -- kelompok masyarakat konsumen, nampaknya akan keluar jalur. Tidak pada jalurnya bila Perindustrian, membina masyarakat konsumen secara langsung. Supaya pesan tentang arti pentingnya Standardisasi Industri bagi perlindungan konsumen tercapai tetapi tidak keluar jalur, tidak ada jalan lain kecuali lewat media masa, pikir penulis.Â
Terpikir dalam benak penulis, bila disosialisasikan melalui media masa radio yang mendengar kebetulan masyarakat industri, berarti merupakan pembinaan langsung BPK kepada masyarakat Industri. Tetapi bila yang kebetulan mendengar masyarakat umum atau masyarakat non industri, berarti ini merupakan pembinaan tidak langsung BPK kepada masyarakat konsumen.
Melalui seorang teman sekantor, penulis dikenalkan kepada temannya yang kebetulan beliau bekerja di Radio Gajah Mada Semarang. Singkat ceritanya, penulis diberi waktu selama 30 menit untuk menyampaikan arti pentingnya Standardisasi Industri bagi perlindungan konsumen. Kegiatan ini dikemas dalam Acara Ruang Standardisasi Industri, yang disiarkan setiap hari selasa, pukul 7 malam.
Dalam pembuatan materi siaran pertama, kedua dan ketiga, dilakukan oleh teman dari Radio Gajah Mada, dengan merekam percakapan atau tanya jawab antara penulis dengannya. Jawaban yang penulis berikan secara spontanitas, jadi tidak ada konsep pertanyaan dan jawaban terlebih dahulu. Setelah selesai acara rekaman, oleh teman dilakukan editing dikantornya sebelum disiarkan.
Hari selasa pukul 7.00 sampai dengan pukul 7.30 malam, penulis sudah bersiap mendengarkan siaran perdana dalam acara Ruang Standardisasi Industri. Alhamdulillah yang ditunggu datang, dan juga tidak menyangka sebelumnya kalau  dipertengahan penyiaran materi, diselingi sebuah lagu langgam keroncong kesenangan penulis. Wah ini pasti dibisiki teman sekantor, tentang jenis musik yang penulis sukai.
Hari berikutnya, teman dari Radio Gajah Mada menemui di kantor sambil memberikan kopi kaset rekaman yang telah disiarkan, sekalian membuat rekaman untuk materi siaran berikutnya. Demikian seterusnya dan setelah itu, rekaman diserahkan kepada penulis untuk membuat rekaman sendiri. Untuk membuat materi siaran selanjutnya, penulis minta secara bergiliran setiap minggunya, teman -- teman kantor mempersiapkan pertanyaan dan penulis menjawabnya secara spontan.
Hasil rekaman segera disampaikan ke Radio Gajah Mada, agar dapat dilakukan editing sebelum disiarkan. Kecuali itu, penulis juga menugaskan teman -- teman untuk memutar  ulang kopi rekaman dan mendokumen-tasikannya. Untuk kegiatan siaran ini tidak ada dukungan dana dari kantor, kecuali izin dari Kepala Balai Penelitian Kimia (BPK) Semarang waktu itu.
Ada kejadian yang cukup menggelikan, saat Ruang Standardisasi Industri mengudara. Materi dalam acara ini, disamping menjelaskan tentang arti penting Standardisasi Industri, dijelaskan pula SII tentang satu jenis produk. Waktu itu dijelaskan SII tentang kecap. Selang beberapa hari sejak materi tersebut disiarkan dalam acara Ruang Standardisasi Industri, penulis menerima surat dari masyarakat. Menanyakan perihal berkaitan dengan SII kecap. Namun yang menggelikan, surat tersebut ditujukan kepada penulis dengan alamat Balai Penelitian Kecap. Jadi BPK dianggapnya Balai Penelitian Kecap, bukannya Balai Penelitian Kimia.
Setelah pergantian Kepala Balai, agaknya Kepala Balai yang baru kurang berkenan dengan acara Ruang Standardisasi Industri ini. Pasalnya apa, penulis tidak tahu. Padahal kantor tidak terbebani dana sedikitpun. Oleh karena itu saat mengikuti acara di Jakarta, penulis sempatkan berkonsultasi kepada Kepala Pusat Standardisasi dan Normalisasi Produk Industri. Selama berkonsultasi di ruang kerja Kapus, penulis sempat membaca rencana Sosialisasi Arti Penting Penerapan Standardisasi Industri Indonesia, yang terpampang pada papan tulis. Pak, apakah saya diperkenankan menyampaikan pendapat?
Silahkan dik, jawab beliau. Setelah membaca rencana Sosialisasi Arti Penting Penerapan SII yang terpampang di dinding itu, saya berpendapat bahwa rencana itu hanya secara sepihak yaitu ditujukan kepada pihak produsen saja. Apa tidak sebaiknya, Sosialisasi Arti Penting Penerapan SII ditujukan kepada pihak produsen, dan pihak konsumen sekaligus, pak?