Ketika masuk ke jajaran pimpinan sekolah, bahkan ketika menjadi kepala sekolah, banyak sekali Amanah yang harus diselesaikan, kalau diuraikan akan sangat banyak sekali tugas yang harus ditunaikan.Â
Mengelola SDM atau guru, mengelola kurikulum, kesiswaan, hubungan masyarakat, sarana prasarana, kebijakan keuangan, orang tua, dinas Pendidikan, pemerintah lokal dan daerah, dan sebagainya. Beruntungnya kita kalau sudah banyak dibantu para tik di struktur atau koordinator yang bisa mengurangi tugas tugas kita.
Tugas pemimpin adalah membawa Lembaga yang kita Kelola lebih maju, lebih baik, lebih berkembang, lebih bermanfaat, lebih dikenal dan masih banyak lagi cita – cita yang diharapkan.Â
Tentu saja target tersebut akan membuat kita bertanya – tanya, kapan target tersebut dapat kita selesaikan? Nah, standar tehnis memang kita harus miliki, seperti membuat master plan, perencanaan, sharing gagasan, belajar dan sebagainya. Namun pertanyaannya, siapa yang menginginkan kemajuan Lembaga kita?Â
Apakah hanya leader disekolah, bidang pendidikan ataukah Yayasan yang menaungi kita? Kalau yang terjadi bahwa harapan kemajuan hanya ada dibenak mereka, maka semua yang kita lakukan saat ini hanya akan lama di angan angan, kenapa bisa terjadi demikian?Â
Tentu saja karena kemajuan bukan hanya milik satu atau dua orang saja, akan tetapi kemajuan harus dihadapi bersama dan semua stackholder disekolah.
Muncul pertanyaan kemudian, apakah semua guru dan karyawan disekolah juga mengharapkan kemajuan dilembaga yang kita Kelola? Jangan jangan mereka hanya membawa keinginan pribadi disekolah tercinta kita.Â
Tentu ini harus kita waspadai. Saya sendiri bersyukur bahwa Ketika guru mau melakukan aktivitas yang membawa kemajuan sekolah, dengan cara – cara yang mereka cintai, seperti Kembali belajar di jenjang kuliah (S2/S3), sering mengikuti webinar, membuat karya tulis, mengembangkan media, mengembangkan perangkat penilaian, memberikan pelayanan kepada orang tua, mendampingi aktivitas siswa diberbagai acara, membuat kegiatan yang menumbuhkan kepribadian maupun minat bakat siswa, ini semua pertanda bahwa ada bentuk kepedulian yang tinggi terhadap sekolah kita. Karena kepedulian adalah indikator kemajuan yang berharga.
Salah seorang guru BK menyampaikan, bahwa dalam sehari, dia harus menyiapkan bekal dan energi untuk melakukan konseling siswa. Dari rumah sudah membawa persediaan snack tambahan, Kopi dan cemilan lain. Ini semua dilakukan untuk all out alias totalitas didalam mengelola amanahnya sebagai bagian dari pelayanan di Bidang Bimbingan Konseling. Karena yang akan dihadapai adalah para siswa yang membutuhkan pengenalan diri dan juga jalan keluar dalam menyelesaikan kondisi diri dengan segala keunikan yang dialami.
Untuk mengetahui sekolah kita dalam kondisi maju atau tidak, kita gunakan tehnik hearing atau mendengar, mendengar dari siapa saja, dari murid dari guru dan orang tua, bahkan mungkin komentar – komentar dari berbagai pihak. Ini semua dapat membantu memetakan prioritas mana yang akan kita kerjakan, persoalan penting mana yang harus kita selesaikan. Jadi kemajuan bukan hanya diukur dari seberapa sukses hari ini, namun seberapa banyak manfaat dan kebaikan yang dapat kita berikan kepada orang lain melalui usaha da do’a do’a terbaik kita. Wallahu a’lam bishowab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H