Seorang bapak tertarik dan membelinya. Setelah melihat-lihat halaman satu dia bertanya, "Lho mana beritanya kok gak ada."Â
Si penjual berlalu dan berteriak lagi, "Tambah lagi yang tertipu. Beli koran, ayo beli koran." Berita menarik bukan di korannya, tetapi karena kelihaian si penjual koran memperdaya calon pembelinya.
Ketika serbuan informasi dari media sosial dan berita gratis media online di posen membuat masyarakat semakin meninggalkan suratkabar, maka peranan penjual koran ini semakin penting.Â
Dia lah yang bisa merayu, mempengaruhi orang untuk  membeli koran dengan kepandaiannya menjual dan akan semakin baik apabila dia tidak hanya diperankan sebagai penjual tetapi juga pemasar (marketing) ketika dibekali pengetahuan tentang nilai tambah produk yang dijualnya.Â
Dia menjelaskan mengapa orang harus membeli koran, sebab yang dijual bukan sekadar informasi dari berita, tetapi kepercayaan, keakuratan, keberimbangan, harapan, niat baik, dan seterusnya.Â
Untuk itu tentu saja pengelola perusahaan pers harus membuka diri untuk mengubah persepektifnya tentang tenaga penjual ini.
Saat masih bekerja di sebuah suratkabar, saya pernah menemukan tenaga iklan yang modalnya hanya mengandalkan diskon, artinya mengiming-imingi calon konsumen dengan potongan harga, agar mereka mau memasang iklan.Â
Padahal seharusnya yang ditonjolkan adalah manfaat, benefit, nilai tambah, apabila sebuah produk dipasarkan melalui media kita. Imej misalnya, amat diperhitungkan produser dalam memasarkan produknya di media.Â
Apakah sesuai target audiensnya dalam hal SES? Apakah koran ini kredibel sehingga kalau dipasang produknya ikut terangkat? Kalau yang "dijual" hanya diskon, lama kelamaan justru si penjual akan tersudut karena pemasang bisa menekan dengan terus meminta diskon diperbesar padahal halaman terbatas.
Soal benefit membeli koran itu pulalah yang menurut saya harus ditanamkan pengelola media kepada para penjualnya yang ada di lapangan. Dengan demikian mereka tidak lagi diperlakukan sebagai tenaga lepas, buruh yang memburu uang, tetapi partner, rekan, yang membantu daya tahan media menghadapi perkembangan yang kian mencemaskan.
Di sisi lain saya kira pengelola media massa khususnya cetak juga harus menyadari mereka harus semakin gencar mengampanyekan nilai lebih koran dari jenis media lainnya.Â
Saya pernah membaca mungkin tiga tahun lalu, hasil riset di Amerika Serikat menunjukkan bahwa konsumen mengambil keputusan untuk membeli barang setelah melihat produk itu diiklankan di media cetak.Â