Mohon tunggu...
Bangun Satrio
Bangun Satrio Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature

Optimasi Suhu dan Tekanan Udara pada Low Pressure Storage

4 Juli 2018   16:04 Diperbarui: 4 Juli 2018   18:33 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya melakukan peneitian mengenai variasi suhu  dan tekanan udaha pada low pressure storage (LPS) denngan menggunakan optimasi Response Surface Methodology (RSM). 

LPS dapat menjadi alternatif penyimpanan cold storage dalam rangka mewujudkan green storage. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan respon mutu cabai rawit pada penyimpanan cold storage, suhu ruang dengan LPS. Analisis respon mutu meliputi uji kualitatif dan kuantiatif antara lain: kadar vitamin c, kadar kapsaisin, kadar air, susut bobot, derajat keasaman, umur simpan dan uji deskriptif.

dokpri
dokpri
 Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya yang tergabung dalam Tim PKM-PE "CHI-LOPS (Chili's Low Pressure Storage)" yang beranggotakan Bangun Satrio Pambudi, Putri Fitriani Sita, dan Hilyah Qurratu Ainin Azka dengan dosen pembimbing ibu Dewi Maya Maharani, STP, M.Sc.

dokpri
dokpri
"Low Pressure Storage merupakan alternatif penyimpanan perishable food yang ramah lingkungan, dan belum ada di Indonesia. Prinsip dasar LPS yaitu suhu rendah, tekanan rendah dan Relative Humidity (RH) yang tinggi. LPS ini dapat memperpanjang umur simpan kira-kira 3x lebih lama dibanding cold storage".  Kata Bangun Satrio, selaku ketua tim CHI-LOPS Rabu (4/7).

Kata Satrio, ide dasar penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena permasalahan kualitas cabai rawit usai pasca panen, kelangkaan cabai rawit nasional dan harga cabai yang sangat fluktuatif di Indonesia.

"Kami jadi berpikir untuk melakukan penelitian variasi suhu dak tekanan udara selama penyimpanan, tujuan penelitian ini untuk menentukan variasi suhu dan tekanan yang optimal untuk cabai rawit pada LPS" ucap Hilya anggota tim CHI-LOPS.

Menurut penelitian Burg pada tahun 1975, penyimpanan paprika hijau pada LPS memilki daya simpan 46 hari, sedangkan pada cold storage hanya 16 hari. Saat ini, low pressure storage sedang dalam tahap perancangan pada awal Juli tahun ini sudah dapat dilakukan penelitian.

"Alasan penelitian dengan LPS ini karena ini merupakan teknologi yang sudah lama ditemukan, kalau tidak salah sejak 1975. Namun, pengembangan dan penerapan di Indonesia dan di dunia masih dapat dihitung dengan jari." Ujar Putri salah satu anggota tim.

Data Kementan pada tahun 2016, kata Satrio menunjukan, bahwa Indonesia menjadi negara penghasil cabai rawit terbesar di Asia Tenggara. Selain itu konsumsi cabai rawit pada tahun 2015 di Indonesia yaitu 0,057 ons per minggu. Selain itu, Kementan juga memperkirakan pada tahun 2014 jumlah cabai rusak mencapai 108 ribu ton.

"Hal ini yang mendasari  kami untuk memutar otak guna menangani permasalahan ini. Selaku mahasiswa kita harus kritis terhadap fenomena yang sedang terjadi di sekitar kita. Tidak cukup dengan kritis saja, namun kita juga harus solutif guna menangani fenomenea-fenomena tersebut" ujar Satrio.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun