Mohon tunggu...
BANGUN WIDYANUGRAHA
BANGUN WIDYANUGRAHA Mohon Tunggu... Guru - GURU

Guru BIMBINGAN DAN KONSELING

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practise Menggunakan Metode STAR pada Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing

22 Januari 2023   06:46 Diperbarui: 22 Januari 2023   07:26 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Candaan dan pembullyan itu beda tipis tergantung dari sudut pandang menyikapi hal tersebut. Terkadang candaan menjrumaskan kita kepada pembullyan, kita terlena dalam hal tersebut tidak berfikir seperti apa yang dirasakan oleh korban, dalam hal ini sering kita lihat di lingkungan masyarakat maupun di lingkungakan sekolah. 

Kejadian seperti itu kita tidak bisa menebak kapan terjadi dan dimana kejadiannya, dalam sekolah terkadang peserta didik sering melontarkan candaan kepada sesama peserta didik tapi terkadang mereka larut dalam candaan yang mengakibatkan meraka lupa akan perasaan yang dialami oleh teman yang dijadikan candaan, mereka hanya memikirkan kesenangan saat melakukan hal tersebut yang pada akhirnya akan merugikan semuanya, bagi korban meraka merasa tidak dihargai, sedih dan malu, bagi pelaku mereka bisa dipanggil oleh kesiswaan dan BK dikarenakan kelakuannya kepada temannya.

Hal ini penting untuk segera diatasi, karena perilaku perundungan atau bullying ini memberikan dampak negatif yang sangat banyak, baik itu bagi pelaku, korban, ataupun saksi yang melihat tindakan tersebut. Para peserta didik juga harus mampu memahami, mengklasifikasikan, menganalisis dan merumuskan cara untuk mencegah tindakan perundungan ini. Sehingga dengan pengetahuan dan pemahaman yang mereka miliki, mereka tidak lagi melakukan perundungungan di lingkungan sekolah.

Dari permasalah tersebut penulis ingin memberikan layanan Bimbingan Kelompok dengan teknik Role Playing dengan topik "Stop Bullying". Dengan teknik ini diharapkan peserta didik bisa merasakan bagaimana perasaannya setelah menjadi pelaku dan korban bullying.

Setelah    menentukan    layanan    dan    topik, penulis menyiapkan RPL, LKPD, naskah drama dan Instrumen Evaluasi menjadi  pemeran  utama  dalam  layanan  tersebut,  semua yang sudah direncanakan itu berkitan dengan keberhasilan dalam menyampaikan layanan yang semua itu agar peserta didik bisa mengentikan atau mencegah bullying disekolah.

Konselor sekolah bersama semua personil sekolah (kepala sekolah, staf guru dan wali kelas), orang tua siswa, dan tokoh masyarakat memiliki tanggung jawab kepada peserta didik dalam mengembangkan sikap positif dalam bergaul sehingga kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah ini bisa dikurangi, atau bahkan dihilangkan

Pada praktik pelaksanaan bimbingan kelompok (BKp) yang sudah dilakukan tentunya ada tantangan atau hambatan yang dialami, antara lain : waktu pemberian layanan yang cukup lama sehingga harus koordinasi dengan guru mapel selanjutnya, tempat pelaksanaan layanan BKp yang kurang kondusif karena tidak ada ruang khusus untuk kegiatan kelompok, pada saat layanan diberikan bertepatan dengan jam istirahat menjadikan suasana tidak kondusif dan piranti yang kurang mumpuni untuk proses perekaman kegiatan layanan.

Dalam proses kegiatan layanan melibatkan 6 siswa kelas XI, guru mapel yang dimintai jamnya untuk pelaksanaan layanan BKp itu sendiri, teman guru BK sejawat untuk dimintai masukan dan saran untuk pelaksanaan BKp, serta Bapak kepala SMA N 1 Mirit yang sudah memberikan izinnya selaku pimpinan sehingga pelaksanaan layanan BKp dapat terlaksana.

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah Berkoordinasi dengan guru mapel setelah jam mapel BK serta minta izin beberapa anak untuk mengikuti layanan Bimbingan kelompok mengingat waktu pelaksanaan layanan 1x45 menit, Mencari ruangan yang jauh dari kebisingan, Mencari piranti yang bagus untuk proses perekaman.

Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan layanan BKp yitu menggunakan teknik role playing dengan harapan siswa mampu merasakan langsung terkait dengan topik yang dibahas melalui drama yang sudah dipersiapkan oleh pemimpin kelompok sebelumnya.

Proses pelaksanaan BKp dengan teknik role playing, pada tahap awal PK menerima kehadiran AK, memimpin do'a, dilanjutkan dengan penjelasan BKp serta teknik role playing, setelah itu PK menanyakan kesiapan untuk lanjut ke tahap inti, PK menjelaskan topik, kemudian AK melaksanakan role playing, setelah selesai AK diminta untuk membahas secara tuntas terkait topik dan drama yang sudah diperankan, kemudian menyampaikan kesimpulan serta tindak lanjut dan mengevaluasi pelaksanaan BKp yang telah dilaksanakan.

Dampak dari langkah-langkah yang dilakukan antara lain AK lebih memahami tentang topik yang dibahas yaitu tentang stop bullying, dan AK lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan BKp karena diawali dengan permainan dinamika kelompok "tepuk nyamuk" dan dalam tahap inti diadakan drama yang sesuai dengan topik yang dibahas. Dengan adanya permainan dinamika kelompok dan teknik role playing proses jalannya BKp berjalan dengan efektif, hal tersebut dibuktikan dengan keaktifan anggota kelompok dalam menyampaikan ide, gagasan, dan saran ataupun tanggapan dari AK yang lainnya.

Respon dari teman mahasiswa PPG, dosen pembimbing, dan guru pamong cukup positif terkait layanan BKp yang sudah dilaksanakan. Faktor yang menjadi keberhasilan dari pelaksanaan layanan BKp tersebut antara lain, AK yang antusias dalam mengikuti kegiatan layanan, perangkat pemberian layanan yang sebelumnya sudah disiapkan dan dilakukan perbaikan serta mendapatkan masukan dan saran dari Dosen pembimbing, guru pamong dan rekan sejawat, topik yang dibahas merupakan topik yang sedang hangat terjadi, serta cara komunikasi yang diberikan oleh PK untuk membawa AK terlibat aktif selama proses layanan BKp.

Pembelajaran dari keselurahan proses yang dapat diambil yaitu tahap persiapan (RPL) yang harus disiapkan secara maksimal untuk mempermudah pemberian layanan, serta agar tujuan yang diharapkan bisa tercapai, tempat pelaksanaan layanan juga sangat berpengaruh dalam kelancaran pelaksanaan pemberian layanan, selain itu cara komunikasi PK juga sangat berpengaruh agar AK mampu terlibat aktif dalam proses layanan BKp, topik yang dibahas juga perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan latar belakang sosial, dan budaya lingkungan sekitar agar AK bisa menyampaikan ide gagasan, serta saran dan tanggapan sesuai dengan apa yang dialaminya sendiri, sehingga pemahaman siswa bisa berkembang serta yang paling penting bisa menjadi langkah preventif (Pencegahan) agar hal yang tidak diinginkan terkait topik yang dibahas tidak terjadi dimasa yang akan datang, serta perlunya tindak lanjut yang lebih intens untuk memantau perkembangan AK itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun