kumelingkar menikmati pelangi hitam menyilau
disudut matanya mengalir titik kepasrahan
menderu rasa dalam uraian rambut belantara
tersibak sungging basah membelah bibirnya
*
perjalanan yang begitu melesat sangat jauh
memadu hati penuh harap dan sepi menyepi
menyekat garis mata-mata menghampar
**
tak sepatah dari dua rasa membentuk siluet
meniti, ikrarkan batas tanpa antar masa
***
detik ini, kini…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!