Mohon tunggu...
sutimbang ngawan
sutimbang ngawan Mohon Tunggu... -

sarut danum

Selanjutnya

Tutup

Humor

Cerita Antara Nenek dan Cucu

28 November 2011   14:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:05 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ceritanya disatu sore terjadilah perbincangan antara seorang nenek dan cucunya (mereka baru pulang dari ladang).

Cucu: “Saya mau berladang saja!”

Nenek: “Di mana?”

“Hutan gak ada lagi. Pohon sawit bergentayangan di mana-mana. Merasuki para Politisi dan Pejabat                busuk. Hutan nenek moyang habis di babat.”

“Nanti bikin tengkalang pakai apa?”

Cucu: “Hmm.. Mungkin bisa diganti dari pelepah sawit.”

Nenek: “Bukan dari rotan?”

Cucu:“Nanti bikin sampan pakai apa?”

Nenek: “Yaa batang sawit mungkin bisa ya, ndak usah lagi pakai kayu.”

Cucu:“Nanti masak pakai apa? kompor gas?”

Nenek: “Nenek ndak berani. Kan biasa pakai kayu api.”

Cucu: “Terus cari kayu di mana?”

Nenek: “Cari pelepah sawit yang sudah mati. Mau bagimana lagi?”

Cucu:“Mau melamar kerja sawit, tapi sudah diserobot orang luar. Jawa, Batak, dan lain-lain.”

Nenek: “Lalu saya orang Serawai mau dapat apa?”

“Nanti ndak bisa nanam padi lagi. Belajar makan singkong dari sekarang ya!”

Cucu: “Hmm, coba lihat pemimpin kita pakai jas rapi, mobil mewah, perut makin buncit. Jelas sekali."

Nenek:“Mereka makan tidur di rumah saja.”

“Kita apa yang ada ya? Mau jadi pemimpin. Mimpi siang bolong, yang ada kulit makin hitam! Terbakar!”

Cucu:“Mereka bisa makan enak. Tidur saja dibayar, dikasih mobil, uang datang ke rumah.”

Nenek:“Enak itu!”

Cucu:“Eeh! itu pejabat uangnya dari mana ya Nek? Oo, dapat nyuri toh. Nyuri dan nyolong uang saya yang              tidak punya apa-apa!”

Nenek:“Kasihan ya pejabat!”

Anekdot mengenai perkebunan sawit. Nenek dan Cucu itu orang Dayak)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun