Begitu banyak sudah, entah termaafkan.
Dan aku pasrah, yang tahu hanya Tuhan.
Di mata-Nya aku debu, terbang tertiup angin.
Seperti ilalang yang terombang ambing begitu saja.
Aku pasrah,
Tak ada tempat bagiku selain ini.
Aku tak bisa berbuat banyak, hanya mengatup tangan menunduk muka memejamkan mata.
Diriku membaur menjadi lumpur.
Aku perlu penebusan.
Di mana Tuhan?
Jangan tanyakan itu, aku tak berani.
Sudahlah,
Aku hanya debu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!