Karena hal itulah, makanya saya hentikan semua aktivitas itu dan menunggu beberapa tahun lagi, mungkin.
Ketika memutuskan berhenti belajar itu, saya kemudian merenung: “Mengapa akhir-akhir ini saya malah jadi materialis banget yak? Merasa bahwa menulis di blog harusnya mendapatkan uang dan imbalan! Merasa bahwa yang saya lakukan selama ini (menulis di blog) sia-sia!”
Hadeuh!
Dalam perenungan itu, saya lalu mendaftar lagi hal-hal yang pernah saya dapatkan dari blogging: bisa menerbitkan buku dan menjualnya, memenangkan beberapa lomba menulis, mempunyai banyak teman, dan masih banyak lagi.
Semua itu memang bukanlah uang yang berlimpah. Tapi, bukankah selama ini saya bahagia menulis di blog dan menyebarkan semua tulisan saya?
Dan kebahagiaan, saya rasa adalah hal tertinggi yang selalu diinginkan semua manusia.
Selama ini saya toh sudah mendapatkannya. Hanya karena obrolan ringan dengan teman saya tadi, saya kemudian lupa dan sibuk mengejar-ngejar materi yang membuat hidup saya sedikit melenceng dari cita-cita awal.
Akhirnya, setelah merenung itu, saya memantapkan diri kembali. Saya ngeblog untuk diri saya sendiri, untuk menulis, dan mengabadikan kehidupan.
Biarlah, Allah yang akan membawa tulisan saya akan kemana muaranya. Percaya saja, rejeki sudah ada yang mengatur dan tidak mungkin tertukar.
Demikian.
Disclaimer: tulisan ini juga diposting di blog penulis.