Gerakan ini terinspirasi dari komunitas one day one juz! Jika mereka saja bisa membaca kitab suci satu sehari, tentu saja –jika dipaksakan, kita pun mampu menulis satu tulisan ringan setiap hari untuk dipublikasikan di blog pribadi. Kunci utamanya adalah tentang mau atau tidak? Jika sudah mau, selanjutnya, sekeras apa kalian mengusahakan apa yang sudah kalian niatkan itu?
Menulis satu tulisan setiap hari bukanlah hal yang susah. Asal ada komitmen yang baik, maka bisa saja dilakukan. Ya, komitmen adalah bahan bakar seorang penulis. Karena dia bekerja dengan dirinya sendiri, dialah bos sekaligus pekerjanya. Maka jika dalam dirinya saja tak ada komitmen, rusaklah semua yang dicita-citakan.
Saya sudah membuktikan bahwa menulis setiap hari itu bisa dilakukan. Yang penting ada kemauan dan sanggup meluangkan waktu untuk duduk sejenak di depan laptop dan menulis.
Selanjutnya, ada beberapa yang bisa dilakukan agar gerakan One Day One Post ini bisa dilakukan:
Pertama: Jadwalkan Kapan Akan Menulis
Pengalaman saya, jika menulis tidak dijadwalkan, maka semuanya bisa rusak dan tidak berlanjut lagi. Bagi yang ingin menjadi penulis, kita tidak bisa hanya mengandalkan mood untuk mulai menulis. Ini bahaya! Bagaimana jika ternyata mood yang ditunggu-tunggu tidak juga datang? Bagaimana jika mood yang dinanti-nanti ternyata berkunjungnya belum tentu satu bulan sekali.
Padahal kita tahu sebelumnya, bahwa menulis adalah sebuah keterampilan yang harus senantiasa diasah setiap hari, harus sering-sering dilatih setiap saat. Lah kalau menulis saja sebulan sekali, kapan mau bagusnya tuh tulisan?
Jadwalkan diri kapan akan menulis?
Kita bisa mengurangi waktu menonton televisi dan diganti menjadi waktu menulis. Saya misalnya, sudah mengazamkan diri untuk menulis sejak setelah shalat isya hingga jam sepuluh malam. Minimal dua jam sehari.
Bukan apa-apa, semua saya lakukan demi keterampilan menulis saya, bukan untuk orang lain. Maka saya senang-senang saja melakukannya.
Ingat, sekali lagi, mulai sekarang jadwalkan setiap jam berapa kalian akan menulis, dan sampai jam berapa akan berhenti. Patuhi jadwal itu dan jangan mangkir!
Kedua: Beri Hukuman jika Terlewat Tidak Menulis
Suatu kali mungkin kalian akan mengalami hari-hari yang sibuk dan tidak memungkinkan menulis. seperti saya misalnya, beberapa hari pernah melakukan perjalanan keluar kota dan tak sempat menulis. Saya berangkat pagi dan pulang malam. Kondisi di perjalanan juga tak memungkinkan buat saya barang untuk menulis sejenak saja. Setibanya di rumah, tubuh benar-benar dalam keadaan lelah dan tak bisa diajak kompromi. Langsung tidur dan beristirahat.
Maka tidur saja. Karena toh jika dipaksakan menulis, belum tentu tulisan yang saya harapkan, bisa tercipta dengan baik, bukan? Saat-saat seperti itu, yang dibutuhkan adalah tidur.
Tak mengapa jika hari itu kalian tidak menulis. Hanya saja, ingat, catat ada beberapa hari yang kalian lewatkan. Hitung jumlah harinya saat kalian benar-benar tak menghasilkan apapun. Nanti, di hari yang lain, ketika kesibukan sudah kembali normal, kalian harus menggantinya. Menulis lebih banyak dan lebih sering.
Metode hukuman ini saya terapkan pada jam latihan saya. Harus ada hari lain, harus ada waktu lain yang digunakan untuk menebus dosa ketika melewatkan hari tanpa menulis.
Pernah suatu kali saya tak menulis, maka hari berikutnya saya menulis dengan jumlah jam yang lebih banyak.
Mendisiplinkan diri itu perlu, apalagi untuk kalian yang ingin menjadi seorang penulis. Buat jadwal dan patuhi. Jika ada hari yang bolong dari kegiatan menulis, maka bayar denda dan menulislah di hari berikutnya dengan jumlah jam yang lebih banyak.
Ketiga: Membaca Lebih Banyak
Agar bisa mengikuti gerakan One Day One Post, satu hal penting yang harus dilakukan adalah dengan membaca lebih banyak.
Mengapa?
Karena bagi saya, membaca adalah memberi nutrisi dan tenaga pada seorang penulis. Keduanya, membaca dan menulis, adalah seperti makan dan buang hajat. Makan adalah membaca, buang hajat adalah menulis. Jika seseorang hanya makan saja dan tak pernah buang hajat, maka itu berbahaya sekali. Bisa-bisa dia kena gangguan pencernaan.
Sebaliknya, jika buang hajat terus dan jarang makan, boleh jadi tuh orang kena diare berkepanjangan yang mengerikan. Itu bisa menyebabkan orang kering kerontang, kering seperti lidi. Tubuhnya pasti mengenaskan. Makan dan buang hajat harus seimbang.
Pun sama dengan menulis, membaca dan menulis harus seimbang. Bahkan, beberapa penulis senior malah menganjurkan perbandingan 75 persen : 25 persen. Tujuh puluh lima untuk membaca dan sisanya menulis.
Afifah Afra yang berkata, “Jika diperhatikan, sejatinya kegiatan terbesar seorang penulis adalah membaca, bukan menulis.”
Nah, darisini kita bisa simpulkan bahwa jika bisa mengikuti kegiatan One Day One Post, salah satu kiat yang bisa dilakukan adalah dengan membaca banyak hal dan apa saja. Di jaman sekarang, bahan bacaan mudah sekali kita dapatkan. Bisa cari di internet, bisa membeli koran, membaca buku di perpustakaan, atau dimana saja. Tidak ada alasan lagi untuk tidak membaca karena tak ada bahan bacaan.
Dengan membaca banyak tulisan, kalian akan mendapatkan banyak inspirasi. Kalian juga akan mendapatkan tambahan diksi dan kata baru yang bisa digunakan.
Keempat: Sesimpel Apapun Tulisan yang Kalian Hasilkan, Posting di Blog dan Tak Perlu Malu
Untuk hal-hal yang tidak dilarang dan bukan sebuah dosa, maka kita tak perlu malu dan minder. Biasa saja. Bahkan walau tulisan kalian mungkin sederhana sekali. Terus menulis dan posting di blog.
Biarkan orang lain membacanya, biarkan mereka melihat setahap demi setahap tulisan kalian berkembang menjadi lebih baik. Awal-awal, tulisan kalian mungkin tak akan dilirik orang. Tidak ada yang membaca dan membukanya. Tak mengapa. Toh kita menulis bukan untuk mendapatkan pujian mereka, bukan?
Kita menulis untuk kita sendiri, demi perbaikan dan kualitas diri sendiri. Syukur jika ada yang membaca dan suka, tapi jika tidak, ya apa mau dikata.
Terus menulis dan jangan berhenti. Terus percaya diri mempostingnya di blog sendiri. Blog itu milik kita pribadi, kita pemimpin redaksinya, kita editornya, dan kita juga yang mempromosikannya. Maka teruslah bangun blog itu menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan.
Itu pula yang saya lakukan dahulu. Pertama kali ngeblog tanggal 26 November 2011. Dan sejak saat itu, hampir setiap hari saya posting tulisan saya di blog. Bulan pertama dan kedua, yang membaca paling hanya satu dua orang saja. Tidak banyak.
Sempat ingin berhenti, tapi kemudian ingat dengan janji dan tujuan awal, “Saya menulis untuk diri sendiri. Demi perbaikan tulisan dan pengembangan diri!”
Kelima: Lakukan Blogwalking dan Tinggalkan Jejak
Ini adalah salah satu cara menjaga konsistensi mengikuti gerakan One Day One Post: blogwalking!
Apa itu?
Jalan-jalan ke blog orang lain, membaca tulisan-tulisan mereka. Ketika melakukan itu, adakalanya saya menemukan sebuah blog yang bagus sekali isinya. Jika demikian, blog itu akan saya simpan dan rutin saya kunjungi setiap hari. Untuk blog ini, akan saya jadikan tempat belajar. Saya akan perhatikan bagaimana si pengelola blog menghasilkan sebuah tulisan. Darisana saya biasanya akan mendapatkan diksi baru, cara deskripsi yang menarik, atau apa saja.
Saya akan beruntung sekali tentu saja, bisa belajar dengan gratis dan murah.
Tapi, adakalanya saya pun menemukan sebuah blog abal-abal yang isinya tak karuan. Tak mengapa. Karena paling tidak, dari blog ini saya belajar juga tentang: “Jika dia saja pede dan berani memposting tulisan begini, masa saya tak berani? Jika dia saja bisa menulis setiap hari dan membagikannya disini, masa saya tak bisa?”
Intinya, mau dapat blog bagus atau jelek, dua-duanya memberkan efek yang baik untuk saya.
Selanjutnya, jika sudah membaca tulisan mereka, sekali dua kali saya akan meninggalkan komentar di blog itu. Berikan komentar yang baik dan membangun. Bagaimana pun orang-orang suka dipuji dan dihargai.
Dari kegiatan ini: blogwalking, pelan tapi pasti orang-orang akan mulai mengenal kita. Pemilik blog yang sudah kita kunjungi akan merasa senang pernah disinggahi. Akibatnya, dia akan berkunjung balik ke blog kita, membaca tulisan-tulisan kita dan kita bisa saling berkenalan dan menjalin pertemanan.
Itu kan luar biasa sekali, bukan?
Tulisan ini saya posting juga di www.bangsyaiha.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H