Mohon tunggu...
Bang Syaiha
Bang Syaiha Mohon Tunggu... Guru | Penulis | Blogger | Writer | Trainer -

www.bangsyaiha.com | https://www.facebook.com/bangsyaiha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Mantan Pacar Datang Mengganggu Keharmonisan Keluarga

19 Oktober 2015   13:45 Diperbarui: 19 Oktober 2015   13:45 2464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Bang Syaiha,” sapa seorang perempuan yang sering membaca tulisan saya, ”saya lihat, tulisan Abang banyak yang tentang hubungan keluarga dan suami istri. Menarik sekali membacanya. Dan sejujurnya, saya pun sedang ada masalah yang mengganjal. Besar harapan saya Bang Syaiha bisa sedikit memberi saya pencerahan.”

Setelah saya ucapkan terimakasih atas pujian tulusnya, saya menjawab, “Silakan, mbak. Cerita saja.”

“Begini, Bang,” dia mulai berkeluh kesah menyampaikan uneg-unegnya, “saya seorang istri dan memiliki anak satu. Selama ini hubungan saya dan suami baik-baik saja. Dia lelaki yang baik, berpenghasilan, dan bisa diandalkan. Yah, walaupun ketika menikah dulu, jujur saja saya tak cinta ke suami. Kami dijodohkan oleh keluarga karena sesuatu hal.”

“Sebelum menikah dengannya, saya sudah memiliki pacar. Selama SMA kami menjalin hubungan dan loss contact ketika ia dan keluarganya pindah daerah. Bertahun-tahun saya tak mengetahui dimana dia, sudah menikah atau belum. Hubungan kami berakhir begitu saja. Hingga kuliah dan lulus, keluarga akhirnya menjodohkan saya dengan lelaki pilihan mereka.”

“Lelaki pilihan keluarga saya ini adalah lelaki yang baik, bertanggung jawab, dan sholih. Hubungan kami harmonis, hingga beberapa bulan lalu, mantan pacar yang sudah lama menghilang tadi menghubungi saya via media sosial. Ternyata dia sudah menikah dan kandas. Sekarang dia duda. Di media sosial kami berteman, saling menyapa dan bertegur sapa. Hingga tanpa saya sadari, bunga-bunga cinta saya yang sempat layu dulu kembali segar dan bersemi.”

“Saya tahu, Bang, bahwa yang saya lakukan adalah dosa. Saya juga sudah berusaha memblock semua nomor mantan dan akun media sosialnya. Tapi dia tak putus asa, sekarang dia sering menelpon ke kantor saya, mengirimi saya bunga –atau cokelat, dan mengajak saya ketemuan. Sebagai perempuan, saya tak tahan menolaknya. Itu adalah perlakuan yang istimewa sekali, yang bahkan suami saya pun jarang melakukannya.”

“Nah, Bang Syaiha, menghadapi masalah ini, kira-kira apa yang harus saya lakukan?”

Teman-teman yang baik, saya yakin sekali, masalah seperti ini, boleh jadi menimpa banyak sekali pasangan di luar sana. Terjerat masa lalu dan merasa bahwa kenangan adalah yang terbaik dan ingin kembali lagi. Padahal, jika kita mau sedikit berpikir saja, tentu kita tak akan gegabah menyimpulkan demikian.

Masa lalu tetaplah masa lalu. Jadikan ia seperti kaca spion yang hanya kita lihat saja sesekali. Karena kalau terlalu sering memandang ke kaca spion, maka boleh jadi perjalanan rumah tangga kita akan celaka. Masuk jurang dan mati semua!

Ada dua nasihat yang ingin saya sampaikan dari kisah di atas. Silakan disimak baik-baik. Semoga ini menjadi pelajaran buat yang membaca dan juga saya.

Pertama, nasihat ini saya berikan ke mbak yang bertanya, juga ke semua istri yang mengalami hal sama, bahwa mantan pacar yang mencoba mendekati kalian –padahal dia tahu bahwa kalian sudah bersuami dan mempunyai anak, maka dia adalah lelaki pengecut. Bukan lelaki baik-baik. Dia adalah pengganggu rumah tangga orang lain. Dia adalah setan!

Dan tak menutup kemungkinan dia pun melakukan ke banyak mantannya yang lain, bukan? Kalian pikir, hanya kalian saja yang digodanya? Dia lelaki yang kesepian dan butuh pelampiasan, maka paling mudah, dia akan mendekati mantan-mantannya. Kasih bunga sedikit, beri cokelat, dan ajak jalan-jalan. Hingga ketika jeratnya sudah termakan, dia akan melampiaskan.

“Tapi dia manis sekali, Bang. Sering mengirimi bunga dan hadiah-hadiah kecil lain.”

Lalu, hanya karena dia bersikap manis, kalian akan berpikir untuk bisa bersamanya lagi? Apakah yang ada di benak kalian adalah, “Mending cerai sama suami sekarang dan menikah dengan mantan pacar?”

Jangan sampai! Kalian sudah dewasa dan harus lebih bijak bersikap. Jika kalian bercerai hanya karena godaan masa lalu, bagaimana dengan nasib anak-anak? Apakah kalian akan mengorbankan mereka hanya demi kesenangan sesaat? Apakah kalian berpikir, setelah menikah dengannya, keluarga kalian akan lebih bahagia dari keluarga yang awal?

Sadarilah, bahwa datangnya mantan pacar adalah godaan setan. Karenanya, ketika dia menyelinap masuk kembali ke hati, segera bersikap tegas. Jangan beri toleransi barang sedikit saja.

Percaya deh, lelaki juga tak akan berbuat lebih berani kalau kalian sendiri sudah tegas sejak awal. Jangan balas pesan singkatnya, jangan angkat teleponnya. Jika diajak jalan, tolak dengan lantang. Jika diberi bunga dan sebatang cokelat, buang ke tong sampah. Poto dan kirimkan gambarnya kepada dia. Biar dia mengerti, bahwa kalian adalah perempuan berharga diri mahal dan tak murahan.

Kedua, nasihat ini untuk semua suami dan calon suami, ingatlah bahwa perempuan, sekali lagi, adalah makhluk perasaan. Maka selain bertanggung jawab akan kebutuhan materi dan uang belanja, senangkan juga hatinya. Beri pujian dan bunga. Beri kejutan setiap beberapa pekan, atau apa saja.

Mengapa harus demikian?

Karena kalian tentu saja tak ingin semua itu dilakukan oleh lelaki lain yang notabenenya adalah mantan pacar istri kalian bukan?

Jika istri menangis, beri pundak kalian untuk tempatnya bersandar sebelum ada pundak orang lain yang datang. Jika istri berkeluh kesah, dengarkan optimal. Karena jangan sampai ada orang lain yang melakukan.

Jika semua ini dilakukan, maka semoga rumah tangga kalian baik-baik saja hingga sepanjang usia dan menua.

Aamiin.

Saya posting juga di www.bangsyaiha.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun