Mohon tunggu...
Bang Syaiha
Bang Syaiha Mohon Tunggu... Guru | Penulis | Blogger | Writer | Trainer -

www.bangsyaiha.com | https://www.facebook.com/bangsyaiha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lelaki Jelek itu kok Istrinya Cantik?

13 Oktober 2015   05:52 Diperbarui: 13 Oktober 2015   07:20 2373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boleh jadi, ketika melihat pasangan yang tak seimbang lewat, mulut kita lalu gatal dan bergumam, “Kok bisa ya, lelaki berwajah biasa-biasa sepertinya, terkesan jelek malah, mendapatkan pasangan yang cantik jelita?”

Sahabat kita, yang tak sengaja mendengar gumaman itu, lalu menimpali, “Kemungkinannya cuma dua, bro. Pertama si lelaki pakai guna-guna. Kedua, si perempuan matanya rabun, jadi nggak bisa membedakan mana lelaki yang ganteng dan mana yang tidak.”

Padahal, tentu saja tak sesimpel itu bukan? Ini bukan tentang guna-guna dan rabun. Ini tentang cinta. Bahwa bagi perempuan yang sepanjang hidupnya lebih banyak bergelung mesra dengan perasaan, maka membuatnya jatuh cinta itu cukup dengan membuatnya nyaman. Menyenangkan perasaannya.

Berbeda dengan lelaki, dia adalah makhluk visual. Maka hal pertama yang jadi pertimbangan dalam memilih pasangannya adalah paras yang jelita, ayu nan menawan.

“Tapi Bang Syaiha, bukankah kita dianjurkan memilih pasangan karena akhlak dan agamanya?”

Iya, benar sekali. Akhlak yang baik, wawasan agama yang luas adalah pertimbangan kunci apakah kita akhirnya akan memilih dia atau tidak. Tapi kecantikan, dia bukan pertimbangan kunci, tapi hal pertama yang dilihat.

Teman saya misalnya, ketika diberi biodata seorang perempuan yang siap menikah, bukan kelebihan dan prestasi-prestasinya yang diperhatikan pertama, tapi foto si perempuan. Dia mau memastikan apakah perempuan yang akan menjadi istrinya kelak menawan atau tidak. Enak dipandang atau tidak.

Berbeda dengan perempuan, dia adalah makhluk perasaan. Maka untuk membuatnya terpikat denganmu, cukup buatlah dia nyaman. Buat dia senang berlama-lama di dekatmu, merasa terlindungi, senantiasa diperhatikan, dan sebagainya. Wajah tampan urusan kesekian. Lagian, bagi mereka, buat apa punya pasangan ganteng tapi tak bisa diandalkan, bukan?

Nah, berikut ada beberapa hal yang biasanya menjadi pertimbangan perempuan dalam menentukan siapa yang akan dicintainya.

Pertama, perempuan suka dengan lelaki yang cerdas. Ini tentu saja bukan tentang nilai raport yang selalu terbaik di kelas, bukan tentang IPK yang selalu sempurna, dan bukan tentang beragam prestasi yang membanggakan lainnya. Itu perlu, tapi cerdas tidak sesempit itu.

Cerdas bagi mereka adalah lelaki yang kalau diajak berdiskusi beragam topik bisa nyambung. Mengerti beragam solusi ketika masalah datang menghampiri. Bisa menjawab beragam pertanyaan yang disampaikan dengan penuh keyakinan.

Mengapa perempuan menyukai lelaki yang cerdas?

Simpel saja sebenarnya, lelaki adalah pemimpin keluarga, pengambil beragam kebijakan dan keputusan penting nantinya. Maka kecerdasan akal dan ketajaman pikiran menjadi poin penting yang tak bisa ditawar-tawar. Tak mengapa ia tidak bergelar sarjana misalnya, asal dia berpengaruh bagi orang banyak, keberadaannya disegani dan memberi manfaat, itu juga kecerdasan sosial yang kadang kala menjadi bahan pertimbangan perempuan.

Kedua, perempuan suka curhat dan berkeluh kesah, maka dia butuh lelaki yang memiliki keterampilan mendengar yang baik.

Saya ingat sekali, ketika kuliah dulu, ada seorang teman yang memiliki banyak kawan perempuan. Dia tidak tampan dan kaya raya, wajahnya biasanya malah terkesan sederhana. Ia berasal dari keluarga yang tak punya apa-apa. Ketika saya tanyakan, mengapa bisa demikian, dia jawab spontan, “Jadilah pendengar yang baik, maka gampang saja mendekati mereka.”

Menjadi pendengar yang baik itu gampang-gampang susah. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk sampai kesana. Pertama, ketika pasangan kalian hendak bercerita, maka segera ambil posisi siap mendengarkan. Jangan main ponsel atau mendengarkan sambil menonton televisi.

Kedua, buatlah kontak mata. Dengarkan pasangan kalian bercerita dan berkeluh kesah sambil menatap matanya dalam-dalam. Pandanglah dengan pandangan bersahabat. Ketiga, berikan respon kecil yang bijak. Simpel saja sebenarnya, ketika mendangarkan, kalian mungkin bisa mengangguk-anggukkan kepala, tanda bahwa kalian setuju dan berempati.

Keempat, ajukan pertanyaan yang tepat. Tapi ingat, jangan sampai pertanyaan itu memotong cerita pasangan kalian. Kelima, bersikaplah yang benar agar pasangan kalian antusias menyelesaikan ceritanya hingga tuntas.

Jika kelima tips dan trik menjadi pendengar yang baik ini bisa diterapkan, maka mudah saja memikat hati perempuan, begitu kata teman saya dulu.

Ketiga, mengapa seorang perempuan cantik mau berpasangan dengan lelaki berwajah biasa? Apakah dia diguna-guana atau rabun mata? Tidak. Percayalah, lelaki yang kalian anggap berwajah biasa itu pasti punya kelebihan yang banyak. Boleh jadi memiliki tanggung jawab yang lebih, berani meminta ia baik-baik ke orang tua, dan sudah berpenghasilan.

Nah, siapapun perempuannya, jika diminta memilih antara lelaki tampan yang masih pengangguran dan pengecut –cuma berani bilang cinta dan mengajak pacaran saja, dengan lelaki berwajah biasa tapi sudah bekerja dan berani datang ke orang tua, pasti yang kedua lah yang akan dipilihnya.

“Lagian, emang bisa kenyang hanya dengan modal wajah ganteng? Nggak, Bang!”

Demikian.

Saya Posting juga di www.bangsyaiha.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun