Mohon tunggu...
Bang Syaiha
Bang Syaiha Mohon Tunggu... Guru | Penulis | Blogger | Writer | Trainer -

www.bangsyaiha.com | https://www.facebook.com/bangsyaiha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Hobi Suami Mengganggu Ketenangan Rumah

12 Oktober 2015   13:48 Diperbarui: 12 Oktober 2015   13:48 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang perempuan bertanya, “Bang Syaiha, saya sebenarnya gerah sekali dengan hobi suami! hampir setiap akhir pekan, dia selalu begadang, nonton bola dan mengganggu orang serumah. Mending kalau nonton bolanya diem, ini sering teriak-teriak. Udah gitu, pagi-paginya, ruang keluarga pasti berantakan. Gelas dan piring berserakan, bekas dia nonton bola semalaman.”

Saya membaca pesan singkat di email saya itu perlahan.

“Setiap kali saya nasihati, dia hanya bilang, ‘Ya mau gimana lagi, itu kan sudah hobi.’ Nah, Bang Syaiha, menurut Abang saya harus bagaimana?”

Mendapat pertanyaan demikian, saya lalu teringat salah satu hobi teman saya dulu, main play station. Hampir setiap malam minggu, dia main game itu sendirian, berdua, atau beramai-ramai. Dan tentu saja kalian tahu bukan, memainkan game itu tentu saja tak seru jika hanya diam tanpa teriakan-teriak, saling meledek, juga ditemani cemilan dan minuman.

Hingga pada suatu hari, istrinya tak tahan. Dia marah-marah dan ngomel. Suaminya, seminggu dua minggu berhasil menahan untuk tidak main game itu lagi. Tapi selang tiga bulan berikutnya, dia kembali seperti semula.

Jika saya tanyakan, “Ngapain sih main game itu lagi, Bro? Bukannya istri Lu udah marah-marah bulan lalu?”

Sambil mengangkat bahu, dia menjawab, “Namanya juga hobi, Bro! Kadang gue butuh ngelakuinnya disela-sela kesibukan yang menumpuk. Otak gue kan pasti stress, banyak kerjaan, hutang-hutang, juga berbagai masalah lainnya. Nah, main game ini sebagai pelampiasan, agar gue nggak stress-stress amat.”

Begitu katanya ringan. Dan jika dipikir-pikir, teman saya itu ada benarnya juga sih. Kita kadang butuh refreshing, agar kondisi otak dan pikiran kita tidak terlalu tertekan. Sesekali, ada baiknya kita melupakan semua masalah dan pekerjaan dengan melakukan hobi di waktu senggang.

Nah, tulisan ini, akan menjabarkan bagaimana seharusnya jika suami atau istri kita memiliki hobi yang mengganggu ketenangan keluarga. Kita belajar dari dua kejadian ini, tentang beberapa hal.

Pertama, untuk para istri, perhatikan hal ini baik-baik, bahwa suamimu itu, sebelum menikah denganmu memiliki hobi yang sudah dijalaninya selama bertahun-tahun. Lama sekali hingga mendarah daging, menjadi kebiasaan, dan sudah barang tentu akan sangat sulit ditinggalkan.

Dua contoh di atas adalah sebagian kecil hobi yang mungkin mengganggu kalian. Di luar sana, masih ada lagi hobi suami-suami yang lain. Ada yang suka memancing hingga seharian di akhir pekan. Tentu saja ini mengganggu aktivitas keluarga. Istri dan anak yang seharusnya mendapatkan perhatian malah diabaikan.

Ada juga yang hobinya tidur saja di rumah. Nggak mau ngapa-ngapain. Istri sudah memohon-mohon minta ditemani belanja atau jalan-jalan, dia enak saja bilang, “Papa capek, Ma. Papa ingin istirahat dan tak ingin diganggu.”

Senin sampai Jumat bekerja, eh Sabtu dan Minggu malah molor saja, bilang tak mau diganggu. Lalu kapan waktu buat keluarganya?

Sekali lagi, hobi itu sudah ia jalani bertahun-tahun, lama sekali. Maka mengharapkannya meninggalkan hobi itu secara total adalah hal mustahil. Apa yang bisa dilakukan? Ini saran saya, cobalah berkata jujur pada suami bahwa silakan lakukan hobinya, asal jangan mengganggu dan bisa bertanggung jawab.

“Papa, Mama sebenarnya nggak marah kalau Papa nonton bola sampai pagi. Cuma, kalau pas nonton jangan teriak-teriak ya. nggak enak sama tetangga. Juga setelah menonton, piring dan gelasnya jangan berserakan. Taruh saja di atas meja, dirapikan. Besok paginya biar Mama yang mencuci. Yang penting jangan berserakan saja.”

Kalau begini kan enak. Suami tak tersinggung, istri juga bisa lebih lega. Kalian –para istri, tak bisa merenggut habis hobinya, karena boleh jadi, hobi itu adalah pelampiasannya ketika stress dan kerjaan menumpuk. Ia butuh refreshing agar ketika kembali bekerja, ia bisa lebih produktif dan maksimal.

Kedua, untuk para suami, ingatlah pesan ini baik-baik, bahwa setelah menikah, kehidupan kalian tak lagi bebas seperti ketika masih bujangan dulu. Ada istri dan anak-anak yang harus diperhatikan, ada keluarga yang harus dinomorsatukan.

Kalian boleh saja melakukan ini dan itu sesuai hobi, tapi ketika itu berbenturan dengan kepentingan anak dan istri, maka kepentingan keluargalah yang harus disegerakan.

Akhir pekan, teman-teman mengajak memancing di pemancingan langganan, secara kebetulan, anak dan istri mengajak jalan-jalan. Maka yang harus diprioritaskan adalah jalan-jalan bersama keluarga. Memancing bisa dilakukan pekan berikutnya atau di hari-hari lain.

Berkeluarga adalah seni melakukan komunikasi yang baik. Tidak ada satupun masalah yang tidak bisa diatasi jika satu sama lain bersedia saling mendengarkan masukan dari yang lain. Tidak ada yang memaksakan kehendaknya, juga tak ada yang tertekan karena terpaksa melakukan ini dan itu.

Demikian.

Saya posting juga di www.bangsyaiha.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun