Mohon tunggu...
Bang Syaiha
Bang Syaiha Mohon Tunggu... Guru | Penulis | Blogger | Writer | Trainer -

www.bangsyaiha.com | https://www.facebook.com/bangsyaiha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[KISAH NYATA] Ragu Menikah Karena Merasa Calon Istri Tak Cantik Lagi!

9 Oktober 2015   05:45 Diperbarui: 9 Oktober 2015   05:45 3199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini lahir, berangkat dari kegelisahan yang disampaikan oleh beberapa teman saya. Tidak satu dua orang saja yang mengalami, jumlahnya mungkin bisa puluhan. Tentang apa itu? tentang keraguan sebelum melaksanakan akad nikah.

Simaklah apa yang pernah diutarakan teman saya dulu, katanya, “Bang Syaiha, jujur saja, semakin mendekati hari akad nikah, kok saya semakin ragu ya? Apakah langkah yang saya ambil ini sudah benar? Apakah perempuan yang saya pilih ini sudah tepat? Bagaimana jika salah? Bagaimana jika ternyata dia tak bisa melakukan ini dan itu?”

Teman-teman, silakan tanyakan kepada siapapun yang akan menikah! Saya rasa, sebagian besar mempelai mengalami hal demikian, muncul keraguan yang menyergap. Datang tiba-tiba tanpa diundang.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Yuk kita bahas pelan-pelan.

Pertama, adalah tugasnya setan menghembuskan keragu-raguan dalam dada manusia. Dia, yang sudah dilaknat Tuhan, memang tidak rela jika ada dua insan manusia memilih menikah, berselimut berkah, dan memanen pahala yang berlimpah.

Dia, setan terkutuk itu, inginnya kalian tetap berdua-duaan tanpa hubungan pernikahan. Berpeluk mesra dalam kemaksiatan.

Ditiupkanlah keragu-raguan, “Bener nih mau nikah sama dia? Yakin? Nanti, kalau sudah menikah, kamu mau kasih makan apa? Lah wong pekerjaan aja masih serabutan!”

“Kamu akhirnya memilih dia? Nggak salah? Dia itu kan jelek! Belum lagi, dia itu anak bungsu loh, juga anak orang kaya. Sepanjang hidupnya pasti dimanja. Bagaimana kalau ternyata dia tak bisa memasak, tak mampu beres-beres rumah, tidak bisa apa-apa? Mau jadi apa keluarga kalian nanti?”

Apapun bisa digunakannya sebagai senjata untuk membuatmu ragu. Tinggal kau saja, mau mengikuti kata-katanya atau tidak.

Dan lagi, pernikahan adalah sebuah momen besar. Berkomitmen untuk mengambil anak orang dan menafkahinya, adalah keputusan menakjubkan. Maka wajar saja, ketika semakin mendekati hari H-nya, kita dilanda kegugupan, juga keragu-raguan.

Saat-saat seperti ini, kalian butuh seorang teman yang bisa meyakinkan, menenangkan hatimu. Melapangkan jiwa. Percayalah, semua yang kalian lakukan sudah benar!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun